Mohon tunggu...
Puisi

Kerinduanmu | Ade Surya Tawalapi

6 Maret 2019   13:15 Diperbarui: 6 Maret 2019   13:33 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kuputar lagi memori. Waktu langit
terbelah. Di bawah cambuk Tuhan.

Aku duduk menunduk.
Buku di pangkauanku.
Sedang pikiranku terbang.
Bersama angin yang mengamuk.

Lalu kau datang mendekat.
Menarik kursi lantas duduk.
Di sampingku diam-diam.

Langit meraung. Semakin
lama. Semakin kuat.

Maka kudongkakkan kepala. Pada
cambuk. Berkilat-kilatkan cahaya.

Kau pun beranjak.
Ke depan jendela.
Berdiri tegak.

Dan cahaya meledak.
Di depan mata kita.

Barulah kusadari, Ibu. Sudah lama.
Rasanya tidak. Kupandang punggungmu.
Barulah kusadari, Ibu. Ada rindu.
Yang menyisir. Ujung-ujung rambutku.

Maka kutundukkan kepala.
Memahami sinyal semesta.
Akan kerinduanmu.

Langit kembali menderu.
Tanda ia setuju.

Pekanbaru, 14 Februari 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun