Mohon tunggu...
RAWA INGGRIS MATEMATIKA
RAWA INGGRIS MATEMATIKA Mohon Tunggu... Guru - LEARN TO BE SMART

Sharing is Caring

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kanisius Usfinit, Perlu Kerja Keras untuk Pendidikan Papua

25 Desember 2019   09:13 Diperbarui: 25 Desember 2019   09:17 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Every seed is a potential rose, as well as every children deserve to be a champion demikian pepatah kuno Berbahasa Inggris yang dibuat untuk mengenang semanggat  dan cita dari anak-anak di pedalaman Papua yang mempunyai kerinduan yang sama dengan anak-anak milenial di Kota pada umumnya. Namun sayangnya 

keadaan di pedalaman Papua  berbanding terbalik dengan apa yang dipikirkan. Gedung sekolah yang memprihatinkan, Fasilitas sekolah yang sangat tidak memadai serta ruang  gerak dan pengalaman anak di masa modern yang sangat terbatas, ditambah lagi dengan keterbatasan tenaga guru, seolah-olah menjauhkan mereka dari impian yang tinggi untuk mendapatkan sebuah pendidikan yang layak. Sehingga tak heran banyak anak-anak pedalaman papua yang tidak tau membaca, menulis, dan menghitung.

Ada beberapa kabupaten yang berada di provinsi Papua yang sudah mendapatakan pendidikan yang  layak tapi berbeda dengan kabupaten Mappi yang sudah pemekaran dari kabupaten Merauke sejak tahun 2003 namun pendidikan di kabupaten Mappi ini masih membutukan perhatian dari kita semua khususnya pemerintah pusat untuk memperhatikan pendidikan di tanah Papua dalam hal ini Kabupaten Mappi.Oleh sebab itu upaya-upaya juga telah dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Mappi  untuk 

nkripost.com
nkripost.com
meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Mappi dan pemenuhan tenaga guru maka pemerintah Mappi kembali mengalakan atau mengirimkan guru-guru yang diambil dari beberapa provinsi yang ada di Indonesia setelah mengikuti beberapa tahapan seleksi sehingga baru dinyatakan lolos, dan akhirnya mendapatkan Guru Penggerak Daerah Terpencil (GPDT) angkatan IV yang berjumlah 186 orang yang ditempatkan di hampir  sebagian besar sekolah dalam 15 Distrik yang masih mengalami kekurangan guru dan juga bagi sekolah-sekolah yang baru dibuka.

Salah satu contoh sekolah yang baru dibuka adalah SD Negeri Amajaman yang terletak di Kampung Masin, Distrik Obaa, Kabupaten Mappi, Provinsi Papua ini mendapatkan dua orang tenaga Guru Penggerak daerah terpencil di antaranya  Kanis Usfinit (NTT - Malaka) dan Lukman Karsito (Jawa Tengah - Tegal).

Sekolah yang didirikan sejak tujuh tahun yang lalu ini masih membutuhkan dukungan serta perhatian khusus dari pemerintah dikarenakan sebuah Gedung sekolah yang merupakan balai kampung yang dijadikan sebagai gedung sekolah. yang hanya dua ruangan saja, beratapkan anyaman daun sagu yang suda rusak, kursi dan meja pun hanya empat yang sebenarnya tidak layak dijadikan sebuah gedung sekolah, sehingga terpaksa membuat anak-anak harus belajar di bawah pepohonan, di dermaga, gereja dan juga alam terbuka beratapkan langit.

Dan disaat hujan anak-anak harus belajar di kapela (Gedung gereja) ataupun mereka tidak bersekolah. SDN Amajaman pertama-tama merupakan sekolah pararel dari SD YPPK Santo Yakobus Gauda dan kemudian karna mengingat jarak yang ditempuh anak-anak untuk menempuh pendidikan sangat jauh kurang lebih empat jam perjalanan untuk bersekolah ke SD YPPK Santo Yakobus Gauda maka masyarakat berinsiatif untuk membangun sekolah ini. dan dengan segala keterbatasan yang ada masyarakat nekat pulang kantor dinas untuk melakukan proses untuk 

dokpri
dokpri
mendapatkan Nomor Pokok Sekolah Nasional. Dan puji Tuhan Tahun 2018 yang lalu baru didapat NPSN nya. namun sampai saat ini anak-anak sekolah dengan seadannya, karena masih mengalami kendala dalam hal ini gedung sekolah belum ada dan fasilitas sekolah yang tidak memadai.Kanis Usfinit dan Lukman Karsito kepada penulis mengatakan bahwa sekolah ini merupakan salah satu sekolah yang baru kembali kami lihat di Kabupaten Mappi yang masih beratapkan daun sagu. Indonesia telah merdeka 74 tahun tapi sayang pendidikan masih jauh dari harapan.

Sungguh kaget kami berdua ketika menginjakan kaki di Kampung Masi, sedih ketika kami berdua melihat gedung sekolahnya dan anak-anak yang begitu banyak saat mereka mengantarkan kami untuk melihat sekolahnya. Sempat kami  meneteskan air mata ketika melihat anak-anak yang begitu banyak di kampung ini yang punya semangat yang tinggi untuk belajar tatapi apalah daya gedung sekolah dan fasilitas lainnya tidak memungkinkan untuk malakukan proses belajar mengajar di sekolah, sehingga alampun menjadi tempat untuk mereka belajar.

Sempat kami berdua ditanya oleh Bapak Philip selaku orang dinas yang mengantarkan kami berdua ke kampung Masin tempat tugas kami, Kanis dan Lukman maukah kalian berdua dipindahahkan ke sekolah lain atau mau tetap disini ? lalu kami berdua saling menatap dan dengan nada yang tegas kami berdua menjawab kami tetap bersedia mengabdi di sekolah ini karna kami menyadari bahwa keberadaan atau kedatangan kami disini ini merupakan sebuah panggilan hidup untuk mencerdaskan anak bangsa terlebih di kampung Masin ini.

Kami tau bahwa permasalahan terbesar yang ada di kabupaten Mappi ini bukan karna anak-anak malas belajar tetapi karena memang kurangnya para guru di sekolah-sekolah dan juga kurangnnya fasilitas pendidikan yang ada di setiap kampung. dan ini juga merupakan sebuah tantangan buat kami berdua untuk memajukan pendidikan di kampung masin ini terlebih untuk perubahan anak-anak Papua. "Anak-anak punya semangat belajar yang tinggi kalo kami pindah maka bagaimana dengan anak-anak ini Bapak ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun