Mohon tunggu...
Kompasianer Jogja (KJOG)
Kompasianer Jogja (KJOG) Mohon Tunggu... Penulis - Komunitas Blogger Jogjakarta (dan sekitarnya) yang menulis di Kompasiana

Kompasianer Jogja (KJOG) adalah Komunitas Blogger Jogjakarta (dan sekitarnya) yang menulis di Kompasiana. KJOG terbuka bagi blogger Kompasiana asal Jogja (diaspora) atau yang memiliki kecintaan pada Jogja.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sound of Borobudur: Reinterpretasi Seni dalam Relief Candi Borobudur

8 Mei 2021   16:24 Diperbarui: 9 Mei 2021   00:52 2689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto 1: Foto Relief Borobudur | Dok. Kompasianer Jogja (K-JOG)

Saat ini Sound of Borobudur telah berhasil merekonstruksi sebanyak 18 instrumen dawai dari kayu, 5 instrumen dari gerabah, dan satu buah instrumen idiophone yang terbuat dari besi. Tentu, ini tak lepas dari kerja keras tim dalam melakukan pengumpulan data, wawancara, riset studi literasi, dan rekonstruksi pembuatan alat-alat musik yang bentuknya diambil dari pahatan relief Borobudur (2017-2019).

Sound of Borobudur: Revitalisasi Nilai dari Borobudur itu Sendiri

Foto 7: Sound of Borobudur Movement | Ilustrasi via soundofborobudur.org
Foto 7: Sound of Borobudur Movement | Ilustrasi via soundofborobudur.org

Menjadi sebuah orkestra besar yang melibatkan 40 musisi dalam proses penciptaan, aransemen, dan album rekaman yang berisi 12 komposisi lagu, Sound of Borobudur bakal semakin terdengar gemanya di seluruh penjuru tanah air. Digawangi oleh Purwa Tjaraka sebagai Executive Producer, beragam instrumen megah warisan nenek moyang ini segera bisa dinikmati masyarakat.

Gerakan Sound of Borobudur kini menjelma menjadi sebuah gerakan kebangsaan. Hal ini jelas terlihat dalam tujuan gerakan untuk penguatan budaya, jati diri, serta identitas bangsa. Melalui gerakan ini pula, Borobudur menebar benih kebaikan, terutama melalui nilai toleransi, kebhinekaan, rasa cinta tanah air, juga membangun jiwa nasionalisme.

Kemudian pekerjaan besar selanjutnya adalah bagaimana warisan leluhur yang dikembangkan melalui Sound of Borobudur dan berbagai turunannya ini mampu berkembang menjadi ruang pemberdayaan dan gerakan ekonomi yang bisa ikut meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar candi.

Proses revitalisasi itu sudah dimulai, alat musik telah direkonstruksi, kemudian dimainkan dengan reinterpretasi kekinian. Ini adalah pembuktian bahwa Borobudur itu adalah sebuah perpustakaan, bukan sekadar gagasan dan kajian, namun bisa dibuktikan (Dr. Hilmar Farid, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI).

Tertarik dengan Sound of Borobudur? Yuk Ceritakan Kisahmu dalam Blog Competition di Kompasiana

Berbicara tentang alat musik, relief candi Borobudur ataupun kearifan lokal yang terbentuk di area situs bersejarah ini, apa saja kisah menarikmu? Yuk ceritakan bagaimana musik bisa memberikan warna dalam hidup dan apa pandanganmu terkait "Sound of Borobudur" dalam Blog Competition ini! 

Good luck ya, karena 10 Pemenang akan mendapatkan hadiah Travelling ke Borobudur selama 5 hari, termasuk Tiket Pesawat PP, Transportasi Lokal Tujuan, Akomodasi (Hotel & Konsumsi), Uang Saku selama 5 Hari juga Tiket International Conference.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun