Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Stop Hoaks untuk Selamatkan Akidah

9 November 2017   12:22 Diperbarui: 9 November 2017   18:51 1032
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Oleh Rusmini, S.Pd

            Seiring dengan pesatnya perkembangan tekhnologi semakin mempermudah manusia untuk menerima dan mengirim berbagai informasi. Berbagai peristiwa yang terjadi di seantero nusantara atau bahkan dunia dengan cepat dan mudah dapat diakses oleh manusia. Bukan hanya berita fakta, bahkan berita yang direkayasa sangat banyak kita temukan di sekitar kita.

            Media sosial merupakan wadah paling favorit untuk bertukar informasi, bahkan bagi orang atau oknum yang tidak bertanggung jawab media sosial sering digunakan untuk menyebarluaskan berita-berita bohong atau berita yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya, yang saat ini kita kenal dengan istilah "berita hoax". Sebagai manusia yang cerdas kita harus mampu memilah dan memilih mana informasi yang benar dan mana informasi yang bohong atau palsu. Jangan sampai kita asal share dan percaya begitu saja dengan sebuah berita, sebaiknya kita selidiki dahulu kebenarannya.

Mengidentifikasi Berita Hoax

            Untuk mengidentifikasi berita yang diperoleh merupakan berita hoax atau bukan memang perlu proses diantaranya: Periksa fakta,perhatikan sumber berita tersebut apakah dari situs resmi atau bukan. Jangan cepat percaya pada berita yang berasal dari pengamat, tokoh politik, ormas dan lainnya, cermati dahulu ini merupakan berita fakta atau hanya opini. Periksa alamat situs,cek URL di website atau link informasi tersebut, apabila domain yang digunakan misalnya domain blog dan bukan situs resmi maka berita tersebut bisa dibilang meragukan. Menurut catatan Dewan Pers, di Indonesia  terdapat sekitar 43.000 yang mengaku sebagai portal berita, dari jumlah tersebut yang sudah terverifikasi sebagai situs berita resmi tidak sampai 300. Berarti sekitar puluhan ribu situs berita berpotensi untuk memberikan informasi palsu/ hoax. Cek keaslian foto,jika dalam berita tersebut  terdapat foto, bisa dicek keasliannya karena biasanya berita hoax menggunakan foto hasil editan (www.kompasiana.com). Trik-trik tersebut bisa dilakukan oleh orang yang melek tekhnologi. Namun bagaimana solusi bagi orang yang masih awam dengan tekhnologi ? Harus kita sadari bahwa konsumen pengguna internet tidak semuanya canggih dalam menggunakan tekhnologi. Ini tidak mengherankan karena gadjet atau smartphone di era sekarang ini telah dilengkapi dengan aplikasi-aplikasi yang begitu mudah penggunaanya, seperti Facebook, Whatsapp, Instagram, BBM dan lainnya. Aplikasi tersebut bisa digunakan dengan begitu mudah tanpa harus canggih ilmu IT (Information technology). Aplikasi-aplikasi ini adalah media favorit yang sering digunakan oleh banyak orang untuk saling berinteraksi dan bertukar informasi dengan teman, keluarga, atau saudara. Memang menyenangkan bisa berkomusikasi dengan banyak orang melalui media sosial, namun kita juga harus berhati-hati karena melalui media sosial ini sering digunakan untuk meyebarkan berita-berita hoax. Bagi anda yang sering menerima berita atau informasi lewat media sosial tapi anda tidak canggih ilmu IT, sehingga  tidak bisa mengecek kebenaran berita tersebut melalui google atau  berbagai aplikasi, tidak perlu khawatir karena anda tetap bisa memiliki kesempatan untuk menyelidiki kebenaran berita tersebut  dengan cara lain sehingga tidak terjerumus dalam berita hoax.

Solusi Menghadapi Berita Hoax Bagi Orang Awam Tekhnologi

           Jika kita mendapat informasi dari group di media sosial dan kita ragu dengan kebenarannya, kita bisa menanyakan langsung kepada si pengirim berita dari mana datangnya berita tersebut, jika teman menjawab hasil dari copy paste di group sebelah, suruh teman kita untuk menanyakan kepada pengirim berita di group sebelah tersebut. Jika teman yang lain juga mendapatkannya dari group sebelah lagi, ini menandakan kalau berita ini adalah hoax, karena berita hoax merupakan pesan berantai yang tidak jelas asal-usulnya. Berita hoax juga tidak memiliki identitas seperti tanggal dan tempat kejadian, tidak menyertakan nara sumber dan alamat jelas. Jika kita mendapatkan berita yang tidak ada identitasnya silahkan abaikan saja karena ini adalah bagian dari hoax. Kita bisa memantau berita tersebut lewat media cetak atau media elektronik, berita yang faktual tentu akan dimuat di media cetak dan ditayangkan di televisi, namun jika kita hanya menemukan pada media sosial kemungkinan besar itu juga berita hoax, jadi jangan terpengaruh.

           Selain dengan cara di atas kita bisa ikut berpartisipasi dalam forum anti hoax, dalam forum ini bisa saling bertukar pengalaman, bisa mengklarifikasi apakah berita yang diterima benar atau palsu. Dan yang paling penting kita jangan mudah terprovokasi, jangan mudah terpancing emosi, kita tanggapi saja dengan sikap tenang dan waspada. Jangan sembarangan share berita yang belum jelas kebenarannya, karena jika kita ikut membagikan sesuatu yang belum jelas kebenarannya kita sudah ikut berpartisipasi menyebarkan berita hoax, berhati-hatilah karena berita hoax sangat banyak dampak negatifnya.

Dampak Negatif Berita Hoax

           Ketika zaman dahulu warga negara sibuk melawan penjajahan demi mencapai kemerdekaan, di zaman modern ini kita harus mampu memerangi berita hoax demi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, persatuan dan kesatuan umat bergama dan umat manusia. Berita hoax tidak bisa disepelekan, ini merupakan ancaman yang serius karena berita hoax banyak sekali dampak negatifnya, antara lain bisa timbul saling fitnah yang akan melahirkan perasaan benci kepada seseorang, sekelompok orang, sebuah produk, sebuah instansi, pemerintah bahkan agama. Perasaan benci ini bisa merasuki hati setiap orang yang sudah terhasut oleh berita hoax tersebut. Bisa kita bayangkan seandainya pembaca berita hoax terdiri dari 1 juta orang, lalu dari 1 juta orang tersebut melakukan share, apalagi jika share tersebut ditambahi dengan kalimat-kalimat buruk atau hujatan terhadap subjek yang ada dalam berita hoax, bisa dipastikan akan muncul lagi berlipat-lipat perasaan benci yang sama atau bahkan lebih besar kebenciannya dari pembaca yang lainnya. Semakin banyak tindakan share semakin banyak lagi orang yang berfikiran negatif terhadap subjek dalam berita hoax tersebut.

           Dalam agama Islam menyebarkan berita bohong juga dilarang, seperti yang tercantum dalam kitab suci Alqur'an "Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu" (QS. Al Hujarat 49:6). Berdasarkan ayat tersebut sudah jelas bahwa menyebarluaskan berita bohong itu bisa merugikan orang lain. Berita bohong merupakan suatu fitnah, bahkan dalam QS. Al Baqarah lebih ditegaskan lagi "Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah), dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram , kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka merangi kamu di tempat itu, maka bunuhlah mereka. Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir (QS. Al Baqarah:191).Sungguh besar bahaya fitnah bahkan dalam ayat tersebut dikatakan bahwa "fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan". Kalimat tersebut adalah gambaran fitnah dalam skala besar yang sudah menyangkut tentang akidah dan agama. Jika pembunuhan hanya memisahkan ruh seseorang dari jasadnya, sedangkan fitnah bisa merubah sikap, akhlak, akidah bahkan agama seseorang. Fitnah dapat merenggut keyakinan seseorang akibat samarnya kebenaran dan kebatilan. Jika pembunuhan merugikan korbannya di dunia, maka fitnah bisa merugikan korbannya di dunia dan akhirat. Fitnah terhadap keyakinan, agama dan pegangan hidup itu amat keji karena bisa membuat orang berpaling dari agamanya (murtad). Na'udzubillahi min dzalik sungguh mengerikan. Berita hoax juga bisa merugikan dan merusak reputasi. Fitnah terhadap seseorang atau lembaga lewat berita hoax bisa memunculkan opini negatif terhadap orang atau lembaga tersebut. Hal ini sangat merugikan bagi pihak yang memang tidak bersalah. Dengan melihat begitu banyaknya dampak negatif yang disebabkan oleh berita hoax maka kita berkewajiban untuk memerangi berita hoax tersebut. Bagaimana caranya ? antara lain adalah dengan mengedukasi diri sendiri, keluarga, lingkungan terdekat, rekan kerja dan orang-orang di sekitar kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun