Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Bijak Menggunakan Media Sosial Saat Kumpul Keluarga

17 Juli 2017   15:09 Diperbarui: 8 Juni 2019   05:21 1240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini media sosial telah menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari-hari. Terlebih lagi ketika jaringan internet semakin mudah diakses di mana saja, penggunaan media sosial menjadi semakin rutin dan tak mengenal keterbatasan tempat. Tanpa sadar, kebiasaan menggunakan media sosial akhirnya menjadi candu dan mempengaruhi hubungan dengan lingkungan sekitar, termasuk dengan sesama anggota keluarga.

Sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga, anak-anak tampak sibuk mengakses media sosial saat berkumpul bersama dengan keluarga. Mereka menghabiskan banyak waktu untuk melakukan chatting dengan teman onlineatau mengunggah gambar dan status yang menyenangkan, namun mereka sangat jarang untuk memperhatikan atau mengobrol dengan keluarga lainnya.

Menurut hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen remaja mengecek berbagai media sosial mereka berkali-kali dalam sehari. Kerenggangan hubungan antaranggota keluarga juga akan semakin parah bila masing-masing anggota keluarga selalu sibuk dengan media sosial miliknya.

Dikutip dari www.recovery.org, anggota keluarga yang kecanduan media sosial dan layanan Internet lainnya, mungkin akan menarik diri dari kegiatan keluarga dan percakapan. Hal ini bisa membuat frustrasi anggota keluarga, karena mereka mungkin tidak mengerti bahwa kebiasaan seseorang yang mereka cintai sebenarnya adalah kecanduan.

Dari pernyataan tersebut terlihat bahwa kecanduan mengakses media sosial akan semakin berbahaya ketika seluruh anggota keluarga mengalaminya, sebab mereka sama-sama tidak menyadarinya.

Selain itu kecanduan media sosial juga dapat membuat depresi. Menurut sebuah studi baru-baru ini oleh UK disability charity Scope, dari 1500 pengguna Facebook dan Twitter yang disurvei, 62 persen melaporkan merasa canggung dan 60 persen melaporkan perasaan cemburu untuk membandingkan diri mereka dengan pengguna lain. 

Ditemukan pula hasil penelitian terhadap Instagram, dari survei terhadap 1.500 remaja dan orang dewasa, hasilnya instagram merupakan media sosial yang paling buruk bagi kesehatan mental dan jiwa. Bahkan Instagram juga dapat menimbulkan FOMO (fobia ketinggalan berita di jejaring sosial).

Agar hubungan antaranggota keluarga terjalin harmonis dan sehat secara mental, maka tiap anggota keluarga harus bijak dalam menggunakan media sosial. Ani Nurhayati, Dekan Psikologi Universitas Muhammadiyah Lampung, menjelaskan bahwa anggota keluarga perlu menahan diri untuk tidak membuka gawai, sebab kecanduan muncul dari kebiasaan yang tidak bisa kita kontrol.

"Akan menjadi lebih bijak kalau kita mampu mengontrol diri untuk tidak membuka gadget. Kalau misalnya dengan keluarga, kita merasa gadget menjadi hal yang mengganggu, kita seharusnya secara rasional tidak menggunakan gadget saat bersama keluarga," terangnya dalam acara Kompasiana Nangkring: Melalui Peran Media Sosial, Kita Bangun Keluarga Berketahanan di Bandar Lampung, 13 Juli 2017 lalu.

Kendati demikian, tidak selamanya menggunakan gadget saat bersama keluarga itu berdampak buruk. Setiap anggota keluarga harus pandai memanfaatkan gadget agar tidak mengganggu keharmonisan dan kehangatan dalam interaksi keluarga. 

"Sebenarnya gadget juga bisa mendekatkan antaranggota keluarga, jika gadget dimanfaatkan untuk aktivitas bersama. Misalnya gini ketika kita dengan anak misalnya untuk berkomunikasi dengan gadget itu ga bagus. tetapi ketika memanfaatkan gadget bersama dengan keluarga itu menjadi hal yang lebih baik dibandingkan memanfaatkan gadget secara individual," ungkap Ani. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun