Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Mengapa Mempersiapkan Dana Pensiun Jadi Hal Penting?

2 Desember 2021   14:07 Diperbarui: 2 Desember 2021   14:10 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi menyiapkan dana pensiun. (Dok. shutterstock via kompas.com)

Mempersiapkan kehidupan masa tua merupakan hal penting. Bahkan, sebagian besar ahli perencanaan keuangan menyarankan menyiapkannya sejak dini.

Banyak bentuknya, tapi yang bisa disiapkan adalah dana pensiun. Sederhananya: dengan menyiapkan dana pensiun, maka bisa digunakan pada masa tua nanti.

Namun, ada sebagian orang yang beranggapan, karena kita tidak tahu akan hidup sampai tua atau tidak, jadinya buat apa menyiapkan sedini mungkin tapi tidak bisa dinikmati?

Itu memang benar adanya, tapi biar bagaimanapun, bahwa investasi pada depan itu menyiapkan kemungkinan terburuk yang bisa terjadi di masa mendatang sehingga bisa diantisipasi.

Oleh karenanya, mempersiapkan dana pensiun sedini mungkin menjadi hal krusial agar hari tua menjadi lebih tenang di kemudian hari.

Raditya Dika, penulis buku dan YouTuber, bahkan tengah mengumpulkan dana pensiun dan biaya menikah anaknya yang masih berusia 2 tahun.

Apalagi bagi para pekerja, ketika rata-rata usia pensiun itu pada usia 55 tahun, tapi kini bisa kita sendiri yang mengaturnya. Pensiun dini, misalnya, bisa jadi pilihan.

Tapi, yang jadi permasalahannya adalah sudah siapkah kita menghidupi diri setelah tidak bekerja atau tidak lagi produktif?

Sekali waktu Kompasianer Syarif Yunus pernah menanyakan kepada 80 responden milenial mengenai dana pensiun, hasilnya: 86 persen generasi milenial tidak punya program pensiun.

80 responden yang ditanyakan mengenai dana pensiun. (Grafis oleh Kompasiner Syarif Yunus)
80 responden yang ditanyakan mengenai dana pensiun. (Grafis oleh Kompasiner Syarif Yunus)

"Artinya, generasi milenial tidak punya persiapan yang cukup untuk memasuki masa pensiun. Mungkin, karena mereka berpikir masih muda dan tidak perlu buru-buru menyiapkan masa pensiun," tulis Kompasianer Syarif Yunus.

Ini yang kadang abai dari kita selama ini, saat banyak orang tidak siap pensiun maka kekhawatiran akan hidup di hari tua itu perlu dipikirkan.

Kompasianer Raiders Salomon menyarankan agar menyesuaikan gaya hidup juga merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh seorang pensiun.

"Ada gaya hidup yang perlu dikurangi, antara lain gaya traveling dan gaya konsumerisme," tulisnya.

Idealnya memang pekerja bisa menyetor sebanyak 10%-15% dari upah setiap bulan.

Makanya, Kompasianer Nogo Tegar Segara dana pensiun itu bisa berupa cara menabung yang disisihkan dari gaji selama kita aktif bekerja.

Ketika kita nanti memasuki masa pensiun dan tidak bekerja lagi, maka dana pensiun ini yang dapat kita pergunakan untuk berbagai kebutuhan.

Ada 4 instrumen investasi menurut Kompasianer Nogo Tegar yang dapat kita pilih untuk mempersiapkan dana pensiun.

"Reksa dana, DPLK, investasi saham, dan menabung atau membeli emas," tulisnya.

Untuk investasi saham, misalnya, ada dua tujuan kita investasi pada saham, pertama untuk meningkatkan aset dan tujuan kedua adalah mendapatkan arus kas dari transaksi saham.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun