Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Hampir Terkecoh Aksi Penipu dan Cara Menulis Kisahnya

24 Oktober 2021   04:23 Diperbarui: 24 Oktober 2021   06:11 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi penelepon gelap. (sumber: pixabay.com/MujoA)

Penipuan hadir dalam beragam modus dan cara, akan tetapi sasarannya selalu sama: membuat korban cemas terlebih dulu.

Oleh karena itu, model-model penipuan kerap menyasar pada waktu-waktu kita sedang tidak siap dalam satu kondisi.

Pada waktu lewat tengah malam, misalnya, ketika kita sedang istirahat terkadang jadi momen para penipu memulai aksinya.

Tidak hanya itu, dalam beberapa kasus penipuan paling terkenal, penipu akan mengajukan pertanyaan yang cenderung menjawab dengan "ya".

Selain konten seputar penipuan ini, masih ada konten terpopuler dan menarik di Kompasiana: dari kebijakan 3 anak di China hingga cara menuliskan pertemuan.

1. Hampir Terkecoh Aksi Penipu yang Menelepon di Tengah Malam

ilustrasi penelepon gelap. (sumber: pixabay.com/MujoA)
ilustrasi penelepon gelap. (sumber: pixabay.com/MujoA)

Kita mesti akui: modus kejahatan penipuan lewat telepon itu bukanlah hal baru, tapi bagi korban mendapatkannya pada jam-jam tak lazim.

Sangat mengganggu dan bikin panik. Apa jadinya jika di rumah ada yang sakit jantung atau mendadak terkena serangan jantung karena kabar bohong itu? (Baca selengkapnya)

2. Kebijakan 3 Anak di China, Apakah Indonesia Perlu Juga?

ilustrasi memiliki 3 anak. (sumber: shutterstock via kompas.com)
ilustrasi memiliki 3 anak. (sumber: shutterstock via kompas.com)

Kebijakan 3 anak diberlakukan yaitu dengan mengubah ketentuan sebelumnya 2 anak per pasangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun