Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Perempuan yang Mengalah untuk Tidak Melanjutkan Sekolah

17 April 2021   17:17 Diperbarui: 19 April 2021   07:00 1612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perempuan yang sedang memilih buku bacaan di perpustakaan. (sumber: pixabay.com/freestocks-photos)

Generasi yang berkualitas lahir dari perempuan-perempuan cerdas.

Kita semua sepakat bahwa setiap orang memiliki hak untuk mengakses pendidikan, tak peduli ia perempuan ataukah laki-laki.

Tetapi, sayangnya pendidikan masih dipandang sebagai privilese bagi sebagian kaum perempuan.

Meski kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan itu diperlukan, akan tetapi perempuan terlebih dahulu harus berjuang untuk dirinya sendiri.

Lantas, bagaimana Kompasianer melihat pendidikan yang didapat khususnya untuk kaum perempuan ini?

1. Ibu, Madrasah Anak yang Pertama

Mengajar di madrasah putri itu, tulis Kompasianer Yuli Anita adalah hal yang sangat mengesankan.

Selama mengajar itu, Kompasianer Yuli Anita menyadari satu hal: ternyata siswa yang homogen tidak kalah ramainya dengan siswa yang heterogen.

Akan tetapi, karena semakin seringnya berinteraksi dengan orangtua murid lainnya, mengetahui banyak di antara siswa saya yang orang tuanya terutama ibunya tidak bersekolah tinggi.

Kepada anak perempuan biasanya mereka tidak begitu menuntut prestasi yang bagus di sekolah.

"Bagus syukur, tidak bagus tak apalah. Tugas perempuan nanti kan 'hanya' membesarkan anak-anak dan melayani suami," tulis Kompasianer Yuli Anita. (Baca selengkapnya)

2. Pendidikan Perempuan Terbentang Luas, Bagai Permadani Tanpa Batas

Pendidikan pada umumnya, juga pendidikan perempuan, sudah terbentang luas, bagaikan permadani tanpa batas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun