Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Dari Pandemi Jadi Endemik Covid-19, Sudah Siapkah Kita?

2 Maret 2021   09:54 Diperbarui: 30 September 2021   23:05 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penyebaran virus Covid-19. (sumber: PEXELS/ANNA SHVETS via kompas.com)

"Endemik adalah kehadiran konstan atau prevalensi suatu penyakit atau infeksi yang biasa terjadi dalam suatu wilayah geografis."

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut: bahwa Covid-19 berkemungkinan akan menjadi endemik, bukan lagi pandemi. Apakah itu semakin buruk atau tidak?

Perbedaan pandemi dan endemik tidak ditetapkan berdasarkan tingkat keparahan penyakitnya, tetapi sejauh mana penyakit itu menyebar.

Untuk sekadar mengingatkan, kali pertama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memutuskan bahwa Covid-19 sebagai pandemi global pada 11 Maret 2020.

Lantas, apa yang dimaksudkan dengan endemik ini?

Jika merujuk KBBI, endemi adalah penyakit yang berjangkit di suatu daerah atau pada suatu golongan masyarakat. Sedangkan endemik itu berkenaan dengan penyakit yang muncul dalam wilayah tertentu.

Jadi bisa disimpulkan bahwa ini merupakan suatu keadaan atau kemunculan suatu penyakit yang konstan atau penyakit tersebut biasa ada di dalam suatu populasi atau area geografis tertentu.

Untuk kasus yang sudah ada di Indonesia, jenis-jenis penyakit yang sudah tergolong endemik itu seperti malaria.

Malaria itu yang ditularkan dari nyamuk ke manusia. Penularan malaria tertinggi tercatat terjadi di Afrika bagian Sahara, dan Papua Nugini.

Karena setiap daerah mungkin memiliki penyakit endemis yang berbeda-beda, maka yang jadi penyebab hal ini bisa disebabkan perbedaan iklim di tiap wilayah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun