Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Harga Tempe-Tahu Naik, Bagaimana dengan Distribusi Bansos di Era Risma?

5 Januari 2021   04:40 Diperbarui: 5 Januari 2021   04:50 1144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gorengan (MielPhotos2008 via Kompas.com)

Sejak akhir tahun lalu, harga kedelai melonjak naik. Tidak hanya di Indonesia, tapi terjadi secara global. Hal itulah yang membuat produk olahan kedelai seperti tahu dan tempe kini juga jadi lebih mahal atau bahkan sulit ditemukan.

Bagaimana kondisi ketersediaan tempe-tahu di tempat Anda?

Kompasianer Rizqa Lahuddin yang sepulang bersepeda biasa membeli tahu sumedang di tempat langganan, mendapati jumlah tahu yang ia dapatkan lebih sedikit padahal membayar dengan jumlah uang yang sama seperti sebelumnya.

Artikel mengenai hal tersebut bisa Anda simak kembali bersama dengan beberapa artikel terpopuler lainnya di Kompasiana di bawah ini:

Memasuki 2021 Dikagetkan dengan Harga Tempe-Tahu

ilustrasi tahu. sumber foto pexels.com
ilustrasi tahu. sumber foto pexels.com
Naiknya harga kedelai di saat ekonomi belum pulih dari covid-19 memang disayangkan. Tetapi saat ini pilihan terbaik adalah mengganti untuk sementara konsumsi kedelai kita dengan produk yang lain.

Kedelai bukan satu-satunya kacang-kacangan yang bisa dijadikan tempe. (Baca selengkapnya)

Menakar Distribusi Dana Bansos di Tangan Bu Risma

Eks Menteri Juliari Batubara memberikan secara simbolis dana bantuan sosial kepada Bu Tri Rismaharini di Surabaya. (Sumber: PEMKOT SURABAYA via surabaya.kompas.com)
Eks Menteri Juliari Batubara memberikan secara simbolis dana bantuan sosial kepada Bu Tri Rismaharini di Surabaya. (Sumber: PEMKOT SURABAYA via surabaya.kompas.com)
Banyak orang menilai cara pemerintah menularkan bantuan sosial dengan kemasan barang adalah alasan utama kenapa Menteri Juliari Batubara menyunat sebagian nilai kemasan.

Jika tak dikemas dalam bentuk barang, sejatinya bantuan sosial itu bisa sampai ke tangan penerima dengan utuh. Alternatif ini, sejatinya belum tentu terbukti benar. (Baca selengkapnya)

Ekonomi Tukang Giling Batang Pisang

Om Alo (40) sedang memasukan batang pisang untuk digiling. Foto: Roman Rendusara
Om Alo (40) sedang memasukan batang pisang untuk digiling. Foto: Roman Rendusara
Dari hasil keringatnya, Om Alo bisa mendapat 500-600 ribu rupiah dalam sehari. Ia tidak pernah menghitung berapa pelanggan yang dilayani setiap hari.

Sebab, masing-masing pelanggan menyediakan batang pisang dengan jumlah berbeda-beda. Jumlah batang pisang menentukan lamanya giling. (Baca selengkapnya)

Tip Jaga Kesehatan Mata Ketika Kembali Belajar di Rumah, Sudah Siap Mencobanya?

ilustrasi terlalu lama belajar di depan layar. (sumber: shutterstock via kompas.com)
ilustrasi terlalu lama belajar di depan layar. (sumber: shutterstock via kompas.com)
Terlalu lama menatap gadget saat belajar bisa memicu kelelahan mata. Jadi, sebelum memulai pelajaran, siswa atau pengajar perlu menyiapkan pengaturan jarak dan kondisi ruangan.

Ada aturan 20-20-20 untuk mencegah kelelahan mata. Ini adalah metode mengalihkan pandangan dari layar setiap 20 menit untuk menatap objek berjarak jauh sekitar 20 kaki atau 6 meter selama 20 detik. (Baca selengkapnya)

Burung Tidak Tersetrum dan Informasi Kocak Gaya Kemdikbud

Tiga ekor burung nongkrong di kabel listrik (Sumber: shutterstock.com via Kompas.com):
Tiga ekor burung nongkrong di kabel listrik (Sumber: shutterstock.com via Kompas.com):
Ini ngawur gaya Kemdikbud yang tidak seharusnya terjadi. Baiklah, beta paham bahwa tidak semua staf Kemdikbud mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dalam naskah yang bersifat formal. Saya paham itu.

Namun, sebaiknya staf Kemdikbud (yang merancang dan yang mengoreksi naskah) harus teliti. Mesti berhati-hati. (Baca selengkapnya)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun