Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Jika Premium Dihapus Tahun Depan, Apa yang Bisa Kita Lakukan?

19 November 2020   17:15 Diperbarui: 19 November 2020   22:51 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi antrean Partalite di salah satu SPBU yang ada di Batam. Saat ini Penjualan produk Pertalite meningkat cukup tajam sepanjang tahun 2017.(KOMPAS.COM/ HADI MAULANA)

Jika benar premium dihapuskan akan mudah sekali membayangkan kalau nantinya masyarakat akan mendapat untuk yang lebih sedikit dari biasanya. Biaya produksi semakin mahal.

"Risiko menggunakan bensin beroktan rendah serta dampaknya terhadap kinerja mesin berkompresi rendah atau tinggi kurang menarik perhatian masyarakat," tulis Kompasianer Abanggeutanyo.

Sebab, faktanya selama ini jarang terdengar masyarakat komplain pada bensin 88 (premium) apalagi terhadap bensin 90 (pertalite) terkait mesin kendaraan mereka. (Baca selengkapnya)

3. Menimbang Pentingnya Penggunaan BBM Berkualitas Baik

Isu terhadap keberlangsungan lingkungan yang lebih baik patut menjadi perhatian serius bagi pemerintah saat ini. Pasalnya, Indonesia termasuk negara dengan tingkat polusi udara tertinggi di dunia.

Peniadaan BBM jenis premium ini, menurut Kompasianer Bagus Suci, bukan saja urgen untuk mengurangi tingginya polusi di Jakarta, tetapi juga demi menjaga kesehatan masyarakat.

Lebih lanjut, Kompasianer Bagus Suci menerangkan secara sederhana atas keterkaitannya penghapusan Premium dengan lingkungan.

"Prinsipnya, semakin tinggi nilai oktan/RON, maka kualitas BBM itu semakin baik. Karena pembakarannya pun semakin sempurna, sehingga akan menghasilkan gas buang (emisi) yang rendah," tulisnya.

Jika ingin polusi udara di Jakarta turun, lanjutnya, maka kita sepatutnya mendukung penggunaan BBM yang berkualitas.

"Jadi, bukan alih-alih memilih jenis BBM yang buruk 'hanya' karena pertimbangan murah dan ekonomis saja," tulis Kompasianer Bagus Suci. (Baca selengkapnya)

4. Siap-siap Adapatasi BBM Baru

Kita mesti siap-siap, seperti yang diingatkan oleh Kompasianer Mas Sam. Karena peralihan dari premium dan pertalite (RON 82) ke pertamax dalam jangka pendek akan berpengaruh terhadap aspek sosial ekonomi masyarakat.

Bebab biaya pengeluaran ekonomi masyarakat pasti akan ada kenaikan. Terlebih, pada kondisi seperti pandemi sekarang ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun