Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Makanya Kencan, Biar Malam Minggu Tidak (Lagi) Sendirian!

6 November 2020   19:13 Diperbarui: 5 April 2021   16:18 1167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kencan online. (sumber: shutterstock via kompas.com)

Tidak perlu bersedih, sebab sebagaimana Kompasianer Meirri Alfianto ingatkan, Tidak selalu orang yang bersama-sama denganmu itu jodohmu. Bisa saja orang yang baru kamu temui hari ini adalah pasanganmu. (Baca selengkapnya)

2. Pameo "Kalau Jodoh, Tak Akan ke Mana" Itu Jalan Menuju Kejomloan yang Abadi

"Kalau memang jodoh tidak akan ke mana". Lalu kita pasrah. Lalu kita tenggelam dalam kesibukan sehari-hari. Malam minggu datang. Undangan pernikahan berdatangan. Jodoh kita ke mana?

Potensi untuk menemukan seseorang yang berniat tidak baik lebih banyak dapat kita temukan di dunia maya dibandingkan di dunia nyata.

Artinya, menurut Kompasianer Fery W, kita harus lebih berhati-hati dalam memilih dan memilah setiap orang yang akan kita masukan ke dalam list "calon pacar".

"Jadi kencan online dalam konotasi positif, bukan kencan online untuk kegiatan esek-esek, itu tak perlu didegradasikan keberadaannya. Justru aplikasi itu sangat membantu," tulis Kompasianer Fery W. (Baca selengkapnya) 

3. Jodoh Ada di Tangan Tuhan, Jomlo Ada di Mana-mana

Kompasianer Rudy Gunawan menganalogikan jodoh dengan sangat menarik: Menanti datangnya jodoh, sama seperti menunggu malaikat pencabut nyawa datang menjemput. Jika saatnya belum tiba, maka jangan harap status jomlo akan hilang seketika.

Namun, zaman berubah. Jika awalnya mendapatkan jodoh dan melanjutkan hubungan pada pernikahan, kini ada yang mengatakan bahwa kehidupan lajang adalah sebuah keputusan yang jauh lebih sehat dan bahagia.

"Perubahan pandangan terhadap pernikahan juga berpengaruh terhadap kebutuhan seksual. Gaya hidup bebas memilih pasangan tanpa komitmen sudah semakin marak dijalani," tulis Kompasianer Rudy Gunawan.

Nah, aplikasi kencan yang banyak tersedia di dunia maya juga telah menciptakan budaya kencan kilat sebagai pengganti komitmen serius. Tertarik? (Baca selengkapnya)

4. Zona Remang-Remang Aplikasi Kencan Online, dari Penipuan sampai Pelecehan Seksual

Seseorang yang kita kenal lewat aplikasi kencan online, bagi Kompasianer Luna Septalisa, adalah orang yang tidak kita kenal sebelumnya sehingga informasi tentangnya bisa dibilang cukup minim.

Ini terjadi pada temannya ketika berkenalan dengan seorang laki-laki lewat aplikasi kencan online. Singkat cerita, meski sudah diingatkan, pada akhirnya temannya dihamili dan laki-laki tersebut enggan tanggung jawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun