Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menyembuhkan Trauma Masa Kecil dan Kisah Menggembala 300 Ekor Bebek

19 Oktober 2020   04:10 Diperbarui: 19 Oktober 2020   04:53 1810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mengalami trauma. (Diolah kompasiana dari sumber shutterstock via kompas.com)

Peristiwa traumatis memang tidak selalu meninggalkan luka fisik, namun seringkali meninggalkan luka psikis dan emosional.

Sayangnya, juga berbahaya, bahwa luka traumatis itu bisa berpengaruh pada kesehatan fisik dan mental anak bahkan hingga ia beranjak dewasa kelak.

Peristiwa traumatis yang dialami semasa kecil tidak lagi diukur seberapa besar maupun kecilnya, sebab apapun peristiwa tersebut akan selalu menakutkan bila dikenang --atau kembali mengingatnya.

Untuk itulah, sebagai orang dewasa dan/atau orang tua mesti bisa membuka percakapan dengan anak. Karena tidak semua anak-anak bisa dan mampu untuk menjelaskan isi kepala mereka. Sulit untuk mengajak mereka terbuka.

Berikut ini 5 konten terpopuler dan menarik di Kompasiana, kemarin!

1. Menyembuhkan Luka Masa Kecil
Ilustrasi si kecil bersama sang ibu | Sumber: estevan.ca
Ilustrasi si kecil bersama sang ibu | Sumber: estevan.ca

Trauma masa kecil bisa muncul ketika melihat orangtua depresi, bertengkar hebat, perang dingin, berlaku keras atau bahkan kejam.

Oleh karena itu, setiap kali trauma itu datang ketika anak tidak mendapat perhatian, penghiburan, rasa tenang, dan cinta dari orangtua yang seharusnya menjadi ruang pertama ia merasa aman. Akhirnya ketika dewasa ia sering diliputi oleh rasa takut dan khawatir. (Baca selengkapnya)

2. Masa Lalu yang Buruk Mempengaruhi Kesehatan Mental Anda
ilustrasi orang memikirkan masa lalu | timesheets.com
ilustrasi orang memikirkan masa lalu | timesheets.com

Jika Anda lebih banyak mengikatkan emosi (perasaan) dengan peristiwa masa lalu yang buruk, maka kecenderungan hidup Anda di masa kini dan masa depan kurang optimal.

Namun, sebaliknya, jika Anda mengikatkan emosi (perasaan) kepada peristiwa masa lalu yang menyenangkan maka kecenderungan Anda memiliki kehidupan yang baik di masa kini dan masa depan. (Baca selengkapnya)

3. Pengembaraan Gembala Bebek
Menggembala bebek. (Foto Dokumentasi Pribadi/Mbah Ukik)
Menggembala bebek. (Foto Dokumentasi Pribadi/Mbah Ukik)

Suwarto, namanya. Karena harga pakan yang mahal dan naik turun tak pasti maka ia memutuskan lebih baik mengajak bebeknya berkelana sambil mencari pakan alami dan lebih bergizi secara gratis. (Baca selengkapnya) 

4. Daftar 8 Masalah Terbesar iPhone Menurut Pengguna Android
ilustrasi tampilan App Store dan Google Play Store. (sumber: techradar.com via kompas.com)
ilustrasi tampilan App Store dan Google Play Store. (sumber: techradar.com via kompas.com)

Berdasarkan pengalaman pribadi, setidak ini 8 masalah yang dihadapi oleh pengguna yang beralih dari Android ke iOS. (Baca selengkapnya)

5. Pandemi Mengungkap Resiliensi Generasi Y dan Z
Ilustrasi di kantor (Photo created by tirachardz - www.freepik.com
Ilustrasi di kantor (Photo created by tirachardz - www.freepik.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun