Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Providentia Dei Jakob Oetama

9 September 2020   18:40 Diperbarui: 9 September 2020   19:03 1759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jakob Oetama, 15 Mei 1994. (Foto: KOMPAS/ JB SURATNO)

Pada hari di mana ia telah meninggalkan kita, laki-laki yang lahir di Desa Jowahan, 500 meter sebelah timur Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, 27 September 1931 ini telah memberi banyak manfaat untuk semua orang.

Baginya, kebesaran nama dan cerita sukses perjalanan hidupnya bukanlah semata-mata karena kehebatan dirinya, melainkan providentia Dei.

"Hidup ini seolah-olah bagai sebuah kebetulan-kebetulan, tapi bagi saya itulah providentia Dei, itulah penyelenggaraan Allah," ujar Jakobus Oetama, nama asli dari pendiri Kompas Gramedia.

Berbekal keilmuan sejarah, Jakob Oetama mulai menemui bakat menulisnya sebagai sekretaris redaksi mingguan Penabur.

Minat dan kepekaan Jakob pada masalah-masalah manusia dan kemanusiaan yang kemudian menjadi spiritualitas Kompas diakuinya sebagai warisan yang dipupuk selama pendidikan di seminari menengah.

Kemudian, pada 1963, ia bersama rekannya PK Ojong menerbitkan majalah Intisari yang menjadi cikal bakal Kompas Gramedia.

Selang dua tahun kemudian keduanya mendirikan harian Kompas pada 28 Juni 1965. Nama "Kompas" sendiri, diberikan oleh mendiang Presiden pertama Indonesia, Soekarno.

Mari kita lihat bagaimana warisan dan gagasannya yang sudah maupun masih relevan hingga sekarang bagi para Kompasianer.

1. Kompasianer, Belajarlah dari Jakob Oetama: Menulis dengan Visi dan Kejernihan Berpikir!

Jacob Oetama menulis dengan visi dan kejernihan berpikir. Jakob Oetama adalah teladan seorang penulis. Untuk menulis maka Jakob Oetama membuat media untuk menulis: Kompas lahir.

Berkat visi ke depan yang luar biasa, tulis Komsianer Ninoy N Karundeng, Jakob Oetama pun melihat bahwa menulis terkait dengan penerbitan baik pers maupun buku: Gramedia penerbit dan toko buku lahir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun