Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Awas Bahaya Laten Overthinking dan Gampang Jatuh Cinta

5 September 2020   19:06 Diperbarui: 8 Oktober 2020   10:39 1483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi mencintai diri sendiri. (sumber: pixabay.com/geralt)

"Jika kita ingin mengubah pikiran kita, cobalah untuk melakukan hobi atau keterampilan yang jauh dari topik dia ya," tulis Kompasianer Muhamad Fuji. (Baca selengkapnya)

2. Psikosomatis, Merasa Sakit Padahal Hanya Pengaruh Pikiran

ilustrasi pikiran yang memengaruhi. (sumber: pixabay)
ilustrasi pikiran yang memengaruhi. (sumber: pixabay)
Pengaruh pikiran terhadap tubuh itu, tulis Kompasianer Elsa Mutiara mengutip dari buku The Miracle of Mindbody Medicine menjelaskan, bisa positif maupun negatif.

"Bila pengaruhnya positif, tubuh kita sehat dan kuat sebaliknya bila pengaruhnya negatif, fungsi tubuh akan terganggu, bahkan kita bisa sakit," lanjutnya.

Pada kondisi seperti itulah yang disebut dengan penyakit psikosomatis. Psikosomatis adalah gangguan yang terjadi pada tubuh yang dipengaruhi oleh pikiran, tetapi saat melakukan pemeriksaan medis tidak ditemukan gangguan atau penyakit apapun.

Kompasianer Elsa Mutiara mencontohkan kondisinya seperti yang ia alami sendiri yakni ketika membaca berita mengenai bencana alam atau gempa.

"Setiap kali membaca berita terkait bencana gempa bumi, saya akan merasa pusing, demam dan kepala berputar-putar seperti vertigo padahal keadaan tubuh saya baik-baik saja," jelasnya. (Baca selengkapnya)

3. Alasan Psikologis Mengapa Manusia Bisa Jatuh Cinta

ilustrasi jatuh cinta. (sumber: unsplash.com)
ilustrasi jatuh cinta. (sumber: unsplash.com)
Kira-kira, tanya Kompasianer Cindy Carneta, apa hal yang pertama terpikirkan saat mendengar atau membaca kata "Cinta"?

Jika "cinta" didefinisikan sebagai sebuah aktivitas, bahwa berhubungan dengan rasa ketertarikan dengan lawan jenis, contohnya: pacaran.

Padahal, tulis Kompasianer Cindy Carneta, fenomena yang menyinggung urusan percintaan juga dapat dikaji dalam ilmu psikologi sosial, khususnya pada teori hubungan interpersonal.

Oleh karena ini Kompasianer Cindy Carneta memulainya dengan pertanyaan yang cukup menggelitik: pernahkah kalian berpikir mengapa Anda bisa mencintai pasangan Anda?

Cinta itu tidak perlu alasan? Tidak, sesungguhnya ada 5 alasan mengapa Anda bisa mencintai pasangan Anda berdasarkan perspektif psikologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun