Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

55 Tahun Kompas hingga Sulitnya Mencari Pengganti Tukang Cukur

29 Juni 2020   03:48 Diperbarui: 29 Juni 2020   03:51 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tepat pada 28 Juni kemarin, Harian Kompas memasuki usia 55 setelah pertama kali terbit pada 1965 silam.

Usia 55 bukanlah usia muda bagi Harian Kompas. Mengarungi berbagai aral lintang peliputan hingga penerbitan menjadi catatan sejarah dari hari ke hari hingga akhirnya menjadi media informasi yang terus dipercaya oleh masyarakat.

Kompasianer Irwan Rinaldi Sikumbang menceritakannya, bagaimana Harian Kompas mengubah jalan hidupnya.

Selain mengenai 55 tahun Harian Kompas, ada juga kisah Kompasianer Rustian Al Ansori kesulitan cukur rambut lantaran langganannya menghilang entah ke mana.

Berikut kumpulan artikel menarik di Kompasiana yang sudah kami rangkum:

55 Tahun Harian Kompas, Sikap Moderat Membawa Selamat

interaktif.kompas.id
interaktif.kompas.id
Perkenalan saya dengan Kompas, bermula dari awal tahun 1970-an. Saya masih duduk di SD di kota kelahiran saya, Payakumbuh, Sumbar. Ayah saya yang membeli secara eceran. Berita olahraga menjadi kegemaran saya waktu itu.

Kemudian saat saya sudah di sekolah menengah dan pernah terpikir ingin jadi sastrawan, maka yang paling saya sukai adalah cerbung (sayangnya sudah lama Kompas tidak lagi ada cerbungnya), kemudian cerpen, puisi, dan kritik sastra.

Berikutnya sejak saya kuliah di Fakultas Ekonomi, Kompas menjadi referensi utama saya, karena memang memberikan porsi yang banyak untuk berita seputar ekonomi makro, manajemen, finansial, dan juga analisis ekonomi dari para pakar.

Kompas jugalah yang mengubah jalan hidup saya. (Baca selengkapnya)

Kesal karena Laranganmu Dilanggar?

dok. Amel Widya
dok. Amel Widya
Pernahkah kamu merasa kesal karena laranganmu dilanggar? Atau Pernahkah kamu menelan amarah karena perintahmu tidak dituruti?

Kalau kamu pernah mengalami hal ini, kamu perlus sadari kalai melarang ada strateginya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun