Tepat pada 28 Juni kemarin, Harian Kompas memasuki usia 55 setelah pertama kali terbit pada 1965 silam.
Usia 55 bukanlah usia muda bagi Harian Kompas. Mengarungi berbagai aral lintang peliputan hingga penerbitan menjadi catatan sejarah dari hari ke hari hingga akhirnya menjadi media informasi yang terus dipercaya oleh masyarakat.
Kompasianer Irwan Rinaldi Sikumbang menceritakannya, bagaimana Harian Kompas mengubah jalan hidupnya.
Selain mengenai 55 tahun Harian Kompas, ada juga kisah Kompasianer Rustian Al Ansori kesulitan cukur rambut lantaran langganannya menghilang entah ke mana.
Berikut kumpulan artikel menarik di Kompasiana yang sudah kami rangkum:
55 Tahun Harian Kompas, Sikap Moderat Membawa Selamat
Kemudian saat saya sudah di sekolah menengah dan pernah terpikir ingin jadi sastrawan, maka yang paling saya sukai adalah cerbung (sayangnya sudah lama Kompas tidak lagi ada cerbungnya), kemudian cerpen, puisi, dan kritik sastra.
Berikutnya sejak saya kuliah di Fakultas Ekonomi, Kompas menjadi referensi utama saya, karena memang memberikan porsi yang banyak untuk berita seputar ekonomi makro, manajemen, finansial, dan juga analisis ekonomi dari para pakar.
Kompas jugalah yang mengubah jalan hidup saya. (Baca selengkapnya)
Kesal karena Laranganmu Dilanggar?
Kalau kamu pernah mengalami hal ini, kamu perlus sadari kalai melarang ada strateginya.