Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Terpopuler: Dari Kangen Bioskop hingga Keluhan Mahasiswa atas UKT

5 Juni 2020   04:23 Diperbarui: 5 Juni 2020   04:27 777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bioskop. Sumber: livejapan.com

Belakangan ramai di media sosial warganet mulai merindukan sesuatu setelah lama melakukan aktivitas karantina mandiri di rumah masin-masing. Kerinduan itu jatuh pada kegiatan menonton di Bioskop.

Kebanyakan warganet mengaku ingin kembali menonton film-film layar lebar di bioskop sembari menikmati camilan khas bioskop, umumnya pop corn.

Artikel yang membahas kerinduan menonton di bioskop menjadi salah satu artikel teropuler di Kompasiana, Kamis (04/06/20200).

Selain itu ada juga mengenai dampak dari ditiadakannya haji di tahun yang cukup menjadi perhatian pembaca.

Berikut rangkuman artikel terpopuler di Kompasiana:

Hal-hal yang Kita Rindukan dari Bioskop

BBC.com
BBC.com
Pembaca pasti setuju bahwa aroma popcorn yang wanginya begitu khas tersebut pasti langsung membuat kita yang menciumnya langsung terbayang akan renyah dan lezatnya setiap butiran olahan jagung tersebut. Pergolakan batin pun pasti terjadi antara lanjut membeli atau tidak.

Tak hanya itu, kudapan khas bioskop ini seakan menjadi penanda bahwa kita sudah memasuki area lobby bioskop. Karena mau seharum apapun pewangi ruangannya, pasti akan kalah dengan aroma popcorn yang hangat, renyah, dan menggoda itu.

Bagaimana, jadi terbayang popcorn bioskop kah? (Baca selengkapnya)

George Floyd, Rasisme, dan Gus Dur

Abdurrahman Wahid. Foto: Istimewa/Int
Abdurrahman Wahid. Foto: Istimewa/Int
Kekerasan yang dialami Floyd, sebenarnya, bukan kejadian pertama kalinya tetapi sudah terjadi berabad-abad lamanya di tanah Amerika.

Sementara kita, di Indonesia, sangat beruntung pernah memiliki seorang guru bangsa Gus Dur karena beliau dikenal sangat anti diskriminasi dan ras.

Beliau sangat peka, konsisten dan tak bisa memberikan toleransi sedikit pun atas tindakan-tindakan rasisme (Baca selengkapnya)

Jangankan "New Normal", Covid-19 pun Ada yang Belum Tahu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun