Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Populer dalam Sepekan: Petani di Tengah Pandemi hingga Cara Polandia dan Prancis Hadapi Covid-19

17 Mei 2020   04:25 Diperbarui: 17 Mei 2020   10:39 1270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi petani. (KOMPAS / AGUS SUSANTO)

"Kesejahteraan petani dan buruh tani tidak bisa diukur hanya karena faktor luarnya saja, tetapi lebih disebabkan luas sempitnya dan subur gersangnya lahan garapan mereka," tulisnya. (Baca selengkapnya)

2. Solo, Mei 1998: Mimpi yang Tak Pernah Dirindukan

Apa yang terjadi 22 tahun lalu, tepatnya Mei 1998 di Kota Solo, bagi Kompasianer Ayu Diahastuti memiliki kenangan tersendiri.

Pada saat-saat itu, ia membayangkan bagai sedang mimpi buruk di siang hari.

Pergerakan mahasiswa yang terpusat di kampus UMS di daerah Pabelan, kenangnya, diusung sebagai aksi damai para mahasiswa, yang kemudian melakukan long march di bawah Sang Saka Merah Putih di sepanjang ruas Jalan Slamet Riyadi.

"Rumah saya kala itu berada di Kemlayan, tepat di jantung kota Solo. Sehingga pada saat konvoi anarkis massa dari arah Pabelan mulai merangsek masuk ke jantung kota, suasana terasa sangat mencekam," lanjutnya. (Baca selengkapnya)

3. Refleksi untuk Amien Rais: Setiap Orang Ada Masanya, Setiap Masa Ada Orangnya

Dengan mundurnya Amien Rais dari partai yang ia usung bangun hingga ada niat untuk membentuk partai baru, mengingatkan Kompasianer Aldentua S Ringo atas ucapan temannya: Sudah cukuplah, Bang, setiap orang ada masanya, setiap masa ada orangnya.

Namun dari apa yang telah jadi keputusan Amien Rais cukup diapresiasi oleh Kompasianer Aldentua S Ringo.

Pasalnya, ia melihat tidak memaksakan diri untuk terus bertahan dalam jabatan dan peran itu semua harus diakhiri. Elegan dan terhormat, lanjutnya.

"Mundur ketika bersinar meninggalkan aura mekar dan aroma yang wangi. Janganlah tunggu sampai layu dan jatuh sendiri bagaikan bunga dan daun yang sudah mengering dan kerontang, lalu jatuh diterbangkan angin," tulis Kompasianer Aldentua S Ringo untuk menggambarkan keputusan Amien Rais. (Baca selengkapnya)

4. Prancis Sudahi Lockdown, Kota Paris Kerepotan Hadapi Warga yang Bandel

Setelah berjuang mengatasi pandemi Covid-19, Perancis kini telah menyudahi lockdown.

Tapi, apakah perjuangan itu sudah usai? Bagaimana cara Perancis membangun kembali kota-kota mereka yang selama ini "dikunci"?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun