Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

[Populer dalam Sepekan] Akademisi dan Kebakaran Hutan | Batas Usia CPNS | Kontroversi The Santri

24 September 2019   09:39 Diperbarui: 25 September 2019   17:23 3768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: KOMPAS/JITET

Presiden Joko Widodo mendatangi langsung lokasi lahan yang menjadi lahan terbakar di Desa Merbau, Kepulauan Riau, pada Selasa (17/09/2019).

Sementara itu, dari hasil kunjungan tersebut Presiden curiga ada unsur kesengajaan dan terorganisasi.

Tetapi hal ini kemudian menjadi masalah, sebab selalu terulang tiap tahun, namun sampai sekarang belum bisa diselesaikan sampai ke akarnya. Penanganannya masih sama: memadamkan yang terbakar, selalu begitu.

Asap akibat karhutla dan polusi udara membuat menyebabkan ini negara mengalami kerugian secara ekonomi.

Lantas, apa yang bisa masyarakat lakukan guna mencegah agar supaya tidak lagi terjadi kebakaran hutan dan lahan?

Selain topik mengenai karhutla yang terjadi di wilayah Kalimantan dan Sumatera, masih ada pembahasan menarik lainnya di Kompasiana seperti kontroversi film "The Santri" hingga batas usia pelamar CPNS.

Berikut 5 artikel terpopuler di Kompasiana dalam sepekan:

1. Keterlibatan Akademisi di Balik Bencana Ekologis

Keterlibatan akademisi dalam bencana ekologis, menurut Kompasianer Mohd. Yunus, sesungguhnya dapat ditelusuri.

Peran para akademisi ini bisa dari hulu hingga hilir.

"Tingkat kebutuhan yang tinggi terhadap keahlian dan kepakaran akademisi membuatnya diperlukan di mana-mana, sehingga akademisi sangat mewarnai pengelolaan lingkungan hidup," lanjut Kompasianer Mohd. Yunus.

Jadi, siapa yang mesti bertanggungjawab atas terbakarnya beberapa lahan di wilayah Kalimantan dan Sumatera? (Baca selengkapnya)

2. Saatnya Menjual Wisata Ekstrem Selimut Kabut Asap Khas Kalimantan dan Sumatera

Berdasarkan pengalaman Kompasianer Kartika Eka, setiap memasuki puncak kemarau, pulau Kalimantan dan sebagian wilayah di Sumatera mendapat teror selimut kabut asap.

Karena itulah ia berinisiatif untuk mencari keuntungan di sana.

"Biar nggak defisit anggaran, kenapa kita tidak mencoba untuk mengemas "drama" selimut kabut asap ini menjadi destinasi wisata ekstrem sekalian!" tulis Kompasianer Kartika Eka.

Dari sisi destinasinya sendiri, lanjutnya, sudah sangat mendukung dan sangat layak untuk dijadikan sebagai destinasi wisata ekstem andalan Indonesia.

Tentu itu merupakan bentuk protes terhadap pemerintah karena tidak kunjung serius menangani kebakaran hutan dan lahan. (Baca selengkapnya)

3. Batas Umur Pelamar CPNS Jadi 40 Tahun, tapi Kok Setengah Hati

Kini ada kabar baik, khususnya bagi para honorer yang sudah lama mengabdi, karena kini batas umur untuk mengikuti tes CPNS untuk tahun ini menjadi 40 tahun.

Namun itu tidak untuk semua posisi, hanya ada 6 profesi tertentu yaitu dokter, dokter gigi, dokter pendidik klinis, dosen, peneliti, dan perekayasa.

Inilah yang kemudian menjadi pertanyaan bagi masyarakat umum seperti yang ditulis oleh Kompasianer Ozy V. Alandika.

"Kenapa formasi guru tidak mendapat tambahan jatah umur untuk mendaftar CPNS?" tanyanya. (Baca selengkapnya)

4. Kontroversi Film "The Santri" dan Hoaks yang Menyertainya

Padahal baru saja merilis trailer resminya, film The Santri langsung menuai kontroversi.

Tagar untuk penolakan hingga pemboikotan film tersebut langsung ramai di media sosial.

Kompasianer Himam Miladi melihat ada enggambaran yang dipermasalahkan dan menuai kontroversi dari film The Santri ini.

"Pertama, terletak pada penggambaran pergaulan para santri di pondok pesantren. Dan kedua, terletak pada adegan pemberian tumpeng oleh dua orang santri putri kepada para pastur di sebuah gereja," tulisnya. (Baca selengkapnya -- dashboard.)

5. Seberapa Berani Meninggalkan Pekerjaan Anda?

Dari apa yang diketahui Kompasianer Yupiter Gulo, ternyata banyak karyawan yang  tidak dihargai dan di perhatikan oleh Pimpinan perusahaan.

Bahwa setiap orang merindukan sebuah kerja dan tempat kerja yang ideal, itu benar. Namun, tidak selamanya bisa mendapat apa yang ia dapatkan.

"Jadi, jika Anda tidak mendapatkan pekerjaan atau promosi di sebuah pekerjaan, jangan biarkan itu memengaruhi harga diri Anda, tetapi anggap saja sebagai jalan yang harus dilewati," tulis Kompasianer Yupiter Gulo.

Tetapi ada yang perlu diingat:  bekerjalah untuk seseorang yang menghargai ide, kesetiaan, dan kerja keras Anda akan membuat kehidupan itu lebih berarti dan bermakna. (Baca selengkapnya) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun