Seorang yang membenci diri kita, tulis Kompasianer Gatot Tri, tidak selalu identik dengan wajah seram dengan kata-kata penuh kebencian.
"Sering ia muncul bak seorang malaikat, baik hati, penyayang, suka menolong dan bertutur kata baik," tulisnya.
Tetapi pada suatu hari, Kompasianer Gatot Tri mengingatkan, ia bisa berubah seratus delapan puluh derajat menjadi peneror hati kita, bahkan peneror kehidupan kita. (Baca selengkapnya)
5. 6 Alasan Kenapa Kamu Harus Berhenti Bersikap Nyinyir terhadap Drama Korea
Sepopuler apapun drama Korea di Indonesia, sampai hari ini masih saja ada yang bersikap nyinyir. Bahkan bukan pada tayangan drama tersebut, melainkan orang-orang yang menikmatinya.
Kompasianer Faatihah Abwabarrizqi mengalami betul perasaan itu. Sebab, ada yang menikmati drama Korea dan ada saja yang skeptis terhadap drama korea.
"Penikmat drakor kerap menjadi korban underestimated sebagai bagian dari kaum yang tersesat  karena menjadi bagian dari pecinta 'kaum plastik' ini," tulis Kompasianer Faatihah Abwabarrizqi.
Setidaknya ada 6 alasan mengapa penikmat drama Korea yang membentuk itu tidak lagi sekadar hiburan semata bagi penikmatnya. (Baca selengkapnya)