Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

"Lekas Pulih, Bu!" Surabaya, Indonesia, dan Dunia Menunggumu...

28 Juni 2019   05:04 Diperbarui: 28 Juni 2019   14:27 1393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Walikota Surabaya, Jawa Timur Tri Rismaharini didampingi Bupati Lombok Timur M Sukiman Azmy (tidak tampak) meninjau ruang kelas pada acara serah terima bantuan gedung Sekolah Dasar Negeri Obel-Obel 1, Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Selasa (28/5/2019). | Foto: KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA

Tidak mudah mendapat perhatian media atau sekadar menjadi perbincangan umum. Meski ada banyak cara, tetapi yang diambil olehnya sungguh tidak mudah: dengan prestasi.

Dalam satu kesempatan di sebuah seminar nasional "Indonesia Menjawab Tantangan Kepemimpinan Menuju Bangsa Pemenang" di Kampus Universitas Indonesia (UI), Jakarta Pusat, Jumat (29/12/2013), ia menuturkan kalau keberhasilan pembangunan suatu daerah juga mengandung peran aktif warganya.

Selama ia menjabat amat sedikit bantuan berupa uang atau logistik secara langsung. Ada yang jauh lebih besar dari itu, yang dibutuhkan warga agar lebih bisa mengembangkan diri: memfasilitasinya dengan keterampilan dan dilatih sesuai dengan keinginannya.

Lewat jerih payahnya kini sudah banyak prestasi yang diraih. Ada yang kemudian setelah difasilitasi keterampilan membuat dan mendesain baju, kini sudah bisa mengekspor baju-bajunya hingga ke Amerika dan Eropa.

Tidak hanya itu, ada pula anak-anak terlantar yang dilatih menjadi atlet dan pada kejuaraan Sea Games 2011 menyumbang medali untuk Kota Surabaya. Dan masih banyak lagi, tentu saja.

Mungkin yang ia lakukan sebatas sampai saat ini sebatas lingkup kecil, sekadar warga kota Surabaya. Tetapi, setiap langkah dan kebijakan yang tepat, akhirnya ia dunia melirik.

Beragam penghargaan internasional ia dapatkan. Taman Bungkul yang ia inisiasi, pada 2013 diapresiasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui The Asian Townscape Award sebagai taman terbaik di Asia.

Ia tidak mau setengah-setengah dalam membangun Surabaya, tulis Kompasianer Mohammad Syarrafah.

Terkahir, lanjutnya, ia meresmikan 70 taman yang tersebar di berbagai titik di Kota Surabaya. Secara simbolis, peresmian itu dilakukan di Taman Harmoni.

Ia bermimpi: suatu saat nanti, suhu di Kota Surabaya diharapkan bisa mencapai 22 derajat celsius.

Oleh karena itu, berbagai pembangunan taman itu diharapkan terus menekan suhu panas di Surabaya.

Optimistis seperti sudah menjadi bagian dari apa yang ia kerjakan dan lakukan. Bisa dibilang, kesuksesan yang ia capai sampai saat ini adalah berkat kepeduliannya.

Turun tangan langsung ke lapangan untuk memeriksa apa yang sedang dan telah dikerjakan menjadi kegiatan sehari-harinya.

Dari catatan yang dibuat Kompasianer Mohammad Syarrafah, bersama sopir pribadinya ia tidak takut kehujanan menuju pintu-pintu air dan memastikan rumah pompa di berbagai titik berfungsi dengan baik.

Hal senada juga dituliskan oleh Kompasianer Hadi Santoso. Ia memiliki kemauan untuk bekerja keras dan memiliki integritas yang kuat dalam artian apa yang diucapkan dan dilakukan memang selaras.

Ia adalah bentuk nyata sesosok yang inspiratif.

"Kerja keras yang dilakukan akan menjadi "warisan" tak ternilai bagi warga Surabaya, utamanya bagi anak-anak dan generasi millennial," lanjutnya.

***

Pada beberapa kesempatan, Kompasianer Andi Nur Fitri kerap kali mendampingi langsung ke kota-kota di Wilayah Timur Indonesia. Baik itu untuk memoderasi paparan materinya, maupun melobinya untuk menyempatkan diri membagi pengalamannya.

"Suatu saat pada tahun 2014 di kota Kendari, sambil bersantap siang  dengan beberapa walikota, ia bercerita bagaimana usahanya untuk "membongkar" Gang Dolly yang sudah terkenal sebagai tempat (maaf) prostitusi terbesar di Asia Tenggara," tulisnya.

Baginya, lanjut Kompasianer Andi Nur Fitri, posisi dan jabatan adalah sebuah peluang sekaligus amanah untuk memperbaiki kehidupan masyarakat secara lahir dan batin.

"Saya tidak tahan melihat secara langsung anak-anak kecil di sana sudah mulai mengenal kehidupan malam, saya tidak kuat menyaksikananak-anak umur SD yang sudah paham melakukan perbuatan tidak senonoh.... Ini dosa saya jika tidak bertindak," tulisnya, saat menceritakan kisah tersebut mana kala ia meminta izin kepada sang suami.

Ia bekerja untuk Surabaya menggunakan hatinya. Ia bagaikan ibu yang empunya titah sangat  ampuh untuk kebaikan.

Tri Rismaharini, namanya. Dengan tekad untuk mengabdi, ia memilih untuk jauh meninggalkan ketertarikan pada keriuhan panggung politik.

Dan sampai saat ini Bu Risma masih dalam perawatan intensif di ruang ICU Rumah Sakit Soetomo sejak Rabu (26/06) pagi.

Bu Risma mengalami gangguan maag dan asma. Bahkan tim dokter yang menanganinya belum bisa memastikan kapan dapat dipindahkan dari ruang ICU ke kamar perawatan biasa.

Lekas pulih, Bu Risma. Surabaya, Indonesia, dan Dunia menunggumu...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun