Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Perihal Berbuka dengan yang Manis, Anjuran atau Iklan?

5 Juni 2019   18:40 Diperbarui: 5 Juni 2019   18:43 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Rudy and Peter Skitterians dari Pixabay

"Berbukalah dengan yang manis" sepenuhnya adalah fakta. Bukan mitos. Atau akal-akalan produsen. Ungkapan itu juga tak sepenuhnya salah, sebab selama berpuasa simpanan gula dalam tubuh terus menipis dan tidak ada tambahan lantaran tak ada asupan yang masuk.

Gula memang bisa jadi pilihan cepat meningkatkan kadar gula darah yang turun setelah seharian berpuasa, tulis Kompasianer Fajr Muchtar. Artinya memang dianjurkan mengkonsumsi makanan atau minuman manis untuk memulihkan tenaga. Namun, jika berlebihan dan tidak tepat maka konsumsi gula akan memberikan efek negatif.

Ini juga dibuktikan oleh studi dari British Nutrition Foundation (BNF), seperti dikutip dari Kompas, menyebutkan bahwa sebaiknya kita tidak mengkonsumsi banyak makanan atau minuman manis dengan gula tambahan ketika berbuka. Alih-alih puasa itu untuk kesehatan, justru akan mendapatkan penyakit akibat konsumsi gula secara tidak tepat dan berlebih.

Lalu bagaimanakah sebenarnya mengkonsumsi gula yang tepat selama menjalani ibadah puasa?

"Berbukalah dengan yang manis", kalimat ini begitu populer disampaikan di waktu bulan Ramadan. Bahkan pernyataan ini seolah menjadi slogan tak resmi dari banyak iklan makanan dan minuman untuk mempromosikan produk mereka.

Hingga kemudian beredar anggapan bahwa kalimat "Berbuka dengan yang manis" ini adalah
sebuah hadis.

"Padahal ini salah besar. Tak ada hadist dan tuntunan dari Rasulullah SAW untuk berbuka dengan yang manis!" tulis Kompasianer Himam Miladi.

Sebab, Dari Anas bin Malik r.a, beliau berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berbuka dengan kurma basah (ruthab), jika tidak ada ruthab maka berbuka dengan kurma kering (tamr), jika tidak ada tamr maka minum dengan satu tegukan air." (HR. Ahmad, Abu Dawud, sanadnya shahih).

Baca selengkapnya

Lalu salahkah para produsen dan para pembuat iklan dengan menggunakan anggapan yang sudah umum ini?

Tentu saja tak sepenuhnya salah mereka. Kita sebagai konsumen juga memiliki kesalahan yang tak kecil karena tak peduli dengan kesehatan, dan juga tak berusaha mencari informasi yang tepat.

Salah pengiklan itu karena memanfaatkan dan mengeksploitasi kekuranglengkapan pengetahuan masyarakat untuk menjual produk-produk mereka. Celah itulah yang dipergunakan untuk menggiring masyarakat membeli produk mereka.

Kesimpulannya, bahwa "berbukalah dengan yang manis" adalah sebuah iklan yang berbalut dengan anjuran.

Baca selengkapnya

Kemudian kebiasaan kita lainnya adalah mengkonsmsi teh manis. Sementara apa yang dituliskan Kompasianer Ya Yat punya pandangan lain. Menurutnya, teh tanpa gula justri lebih bermanfaat. Pasalnya, gula tambahan, selain bikin gula darah turun, juga bisa bikin berat badan naik.

Buat meningkatkan kalori dan menaikkan gula darah untuk mengembalikan energi, sebaiknya pilih makanan yang mengandung manis alami misalnya kurma atau buah. Kurma udah yang paling aman banget sik. Dalam satu butir kurma ukuran sedang mengandung 23 kalori, 6,2 karbohidrat dengan 5,3 gram gula dan 0,7 gram serat.

Sementara minum teh manis hangat dengan sesendok gula mengandung 50 kalori, 13,65 gram karbohidrat dan 13,65 gram gula. Selain itu, teh manis minim nutrisi makanya efeknya tidak mengenyangkan.

Selain itu, gula juga menghancurkan khasiat teh itu sendiri. Gula membuat teh kehilangan rasa khasnya.

Seorang ahli teh pernah berkata, kalau minum teh pakai gula namanya bukan teh manis, tetapi gula dengan rasa teh.

Baca selengkapnya

Dari pemaparan tadi, maka berbukalah kita sesuai anjuran bukan iklan, ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun