Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Mencermati (Setiap) Langkah Politik Partai Golkar dalam Pemilu

3 Juni 2019   19:19 Diperbarui: 3 Juni 2019   20:10 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Kader dan simpatisan Partai Golkar(TRIBUNNEWS / HERUDIN)

Politisi kawakan Partai Golkar, Indra J. Piliang (47) menulis sejarah panjang partainya pasca-reformasi 21 tahun lalu.

Walau sempat menggagas Konvensi Nasional Partai Golkar dalam mencari sosok Calon Presiden (Capres) RI tahun 2003-2004, tulisnya, ternyata tak membuahkan hasil positif.

Pasangan Wiranto - Salahuddin Wahid yang diusung Partai Golkar ternyata kandas dalam putaran pertama.

Sedangkan pada Pemilu 2009, Partai Golkar dan Partai Hanura mengusung Muhammad Jusuf Kalla - Wiranto. Kembali Partai Golkar tak berhasil mengalahkan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono - Boediono.

Lalu, pada Pilpres 2014, Partai Golkar kesulitan mendapatkan mitra koalisi, sehingga dalam waktu yang sempit memutuskan untuk mengusung pasangan Prabowo Subianto - Hatta Rajasa.

"Butuh waktu 20 tahun bagi Partai Golkar guna memenangkan kontestasi Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) Republik Indonesia (RI) yang diselenggarakan secara langsung." tulis Indra J. Piliang.

Selain melihat sejarah panjang perjalanan Partai Golkar selama mengikuti kontestasi Pemilu, masih ada cerita menarik lainnya di Kompasiana selama sepakan ini. Salah duanya adalah gejala hoaks yang tak kenal strata pendidikan hingga munculnya akun-akun "Garis Lucu" di Twitter yang begitu menghibur kala kegaduhan politik hampir selalu mengisi lini massa kita.

Berikut 5 artikel terpopuler pekan lalu di Kompasiana:

1. Potret 5 Tahun Partai Golkar

Jelang Pilpres 2019 yang dilaksanakan serentak dengan Pemilu Legislatif (Pileg), Indra J. Piliang melihat Partai Golkar sama sekali tidak ada tanda-tanda memunculkan calon internal sejak Pilpres 2014 berakhir.

"Partai Golkar malah lebih sibuk dengan perpecahan internal, yakni dualisme kepengurusan," lanjutnya.

Dualisme kepengurusan partai baru usai pada Mei 2016. Tetapi, perubahan struktur kepengurusan terjadi.

Selain DPP Partai Golkar, ada yang menjadi titik penting perubahan Partai Golkar menurut Indra J. Piliang, yaitu turut dilahirkan lembaga Dewan Pembina Partai Golkar dengan Ketua Aburizal Bakrie, Dewan Penasehat Partai Golkar dengan Ketua BJ Habibie dan Dewan Pakar Partai Golkar dengan Ketua Agung Laksono. (Baca selengkapnya)

2. Kenapa Ada Orang Berpendidikan yang Percaya Hoaks?

Kompasianer Asmiati Malik membuka esainya dengan menarik: Indonesia adalah negara dengan laboratorium politik paling sempurna untuk pendewasaan demokrasi.

Menurutnya, topik politik merupakan perbincangan dan bahkan materi paling laris di media sosial dan komersial.

Tentu ini bukanlah hal yang buruk, lanjutnya, karena pada sejatinya proses pematangan demokrasi memang membutuhkan partisipasi publik yang cukup besar.

Masyarakat sebagai konsumen paling besar dari suguhan ini juga turut mengecap informasi yang tidak berkualitas bahkan memercayai hoaks adalah sebagai sebuah kebenaran," tulis Kompasianer Asmiati Malik.

Akan tetapi mengapa banyak yang memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi bisa percaya hoaks?

Kompasianer Asmiati Malik memberi hipotesis sederhana: apakah ada korelasi positif antara kecerdasan dan kemampuan mencerna berita hoaks? (Baca selengkapnya)

3. Tertawa Bersama Akun-akun Garis Lucu di Twitter

Sebenarnya Kompasianer Pical Gadi berharap momentum pilpres tanggal 17 April lalu diharapkan dapat menjadi puncak dari segala dinamika politik yang menguras emosi berbulan-bulan lamanya.

Meski pada kenyataannya berbeda, Kompasianer Pical Gadi mulai mengikuti akun-akun "garis lucu".

"Jika mengikuti kicauan demi kicauan akun tersebut, kita jadi paham akun ini mencoba memandang berbagai fenomena politik tanah air yang biasa dikemas dengan bumbu-bumbu agama secara jenaka," tulisnya. (Baca selengkapnya)

4. Jangan Remehkan Hal Ini Saat Akan Mudik dengan Kereta Api

Barangkali, tulis Kompasianer Hendra Wardhana, tidak ada peristiwa pulang kampung yang lebih penting selain mudik saat Hari Raya Idulfitri.

Pasalnya mudik di kala lebaran sudah menjadi ritual sosial budaya yang diamalkan bukan hanya oleh umat Islam yang merayakan Idulfitri, tapi juga oleh masyarakat Indonesia secara umum.

Banyak pilihan moda transportasi yang digunakan untuk mudik, satu di antaranya yang populer adalah kereta api. Tidak hanya bebas macet, tetapi mudik menggunakan kereta api tidak begitu melelahkan dan relatif murah.

Meskipun jumlah perjalanan dan kereta telah ditambah secara khusus untuk melayani pemudik, Kompasianer Hendra Wardhana mengingatkan mudik dengan kereta api bisa menjadi tidak nyaman jika pemudik meremehkan beberapa hal penting ini seperti mudik lebih awal.

" Bagi yang memiliki waktu atau kesempatan mudik lebih awal sebaiknya memanfaatkannya dengan baik. Menuju ke kampung halaman lebih awal akan lebih nyaman dan menguntungkan karena terhindar dari puncak arus mudik," tulis Kompasianer Hendra Wardhana. (Baca selengkapnya)

5. Jack Grealish, Dongeng Sepatu Butut, dan Luka di Pelipis

Aston Villa akhirnya kembali berlaga di Premiere League musim 2019/2020.

Keberhasilan mereka tentu berkat berhasil mengalahkan Derby County pada Senin (27/5) dalam laga play-off Championship di Wembley Stadium.

Ada yang menarik pada laga tersebut bagi Kompasianer Syahrul Chelsky, bukan oleh pencetak gol bagi kemenangan Aston Villa, Anwar El Ghazi atau pun John McGinn, tetapi Jack Grealish.

"Pemain kelahiran 10 September 1995 itu tampil dengan sepatu butut yang sudah sangat usang, dengan bagian kulit yang bahkan sudah terkelupas dalam laga penentuan yang menasbihkan Aston Villa keluar sebagai pemenang usai meraih skor 2-1 atas anak asuh Frank Lampard," tulis Kompasianer Syahrul Chelsky. (Baca selengkapnya)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun