Ketika ditanya alasan menamai kedua anaknya tersebut, sang ayah menjawab kalau ia mengagumi sosok Prabowo dan Sandiaga sebagai orang yang cerdas, soleh, pemimpin yang adil.
Kompasianer Ilyani Sudardjat melihat bahwa memilih pemimpin merupakan hak siapapun, bahkan seperti menamai anak sendiri. Dari hal itu, Kompasianer Ilyani Sudardjat dalam melihat Prabowo-Sandi mencerminkan perpaduan keragaman Indonesia. (Baca selengkapnya)
3. Mengapresiasi Kepekaan dan Kecerdasan Pak Sandi
Dalam lawatan Sandiaga Uno ke beberapa kota di NTT seperti Maumere, Kupang, Ende dan Labuan Labuan Bajo, ia berdialog dengan para tokoh atau pemuka agama serta menghampiri masyarakat kecil yang ada di pasar.
Pendekatan seperti itu, menurut Kompasianer Yasintus Ariman, memang bukan lagi menjadi hal yang asing bagi para tokoh politik atau pun masyarakat yang melek dengan arti demokrasi.
Padahal, lanjutnya, dari segi luas wilayah dan jumlah penduduk, NTT bukanlah apa-apa bila dibandingkan dengan wilayah atau propinsi yang lain.
"Namun ternyata hal itu bukan menjadi halangan bagi pak Sandi," tulisnya.
Berkolaborasi dan bersinergi. Kedua kata itu menjadi hal penting bagi Kompasianer Yasintus Ariman, sebab persoalan yang dihadapi negara membutuhkan kerja sama berbagai elemen atau kelompok masyarakat, bukan diserahkan kepada pemerintah seluruhnya. (Baca selengkapnya)
***
Sekali lagi, terima kasih kepada seluruh Kompasianer yang sudah ikut meramaikan Pilpres 2019. Mari kita sama-sama menjaga kemewahan demokrasi yang kini tengah kita nikmati.
Selain itu, tentu saja, tunggu pengumuman dari kami atas artikel-artikel yang berhak mendapat sedikit hadiah atas tanda apresiasi Kompasiana kepada Kompasianer.
Ditunggu artikel-artikel menarik lainnya!