Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Anies Siap Hadapi Pengembang dan Dilan yang Dibuatkan Taman

4 Maret 2019   08:08 Diperbarui: 4 Maret 2019   12:34 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anies Baswedan (Foto: KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO)

Kekuatan ekonomi komunitas muslim dunia dalam satu dekade terakhir ini memang disinyalir sangat dahsyat. Banyak negara-negara dengan penduduk muslim telah menjelma menjadi Negara Emerging Economy, dengan pertumbuhan ekonominya luar biasa.

Melihat fenomena tersebut, Masykur A. Baddal menjelaskan, diperlukan pula aspek-aspek yang mewadahi seperti institusi keuangan halal, semisal, Bank Syariah, Index Syariah, Forex Syariah.

"Begitu juga dalam bidang wisata, adanya tuntutan Halal Tourism yang meliputi; Halal Food, Halal Hotel, Halal Transportation serta supporting aspek lainnya," tulis Masykur A. Baddal.

Menurutnya, sangat aneh jika Bali yang masih menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia menolak secara terang-terangan Konsep Halal Tourism, yang dilontarkan oleh salah seorang Cawapres RI, Sandiada Uno. (Baca selengkapnya)

5. Terwujudnya Mimpi Anak Petani Miskin Sekolah ke Eropa

Ini merupakan satu di antara banyak kisah inspiratif lainnya tentang perjuangan dan harapan seorang anak petani yang akhirnya mampu mengenyam pendidikan di Benua Biru. Sandi Saputra telah membuktikannya bahwa ia mampu dan bisa.

Sedari ia Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), tak henti-hentinya mendapat bantuan dari yang formal seperti beasiswa hingga orangtua angkatnya.

Namun, yang menjadi titik balik kesungguhannya ketika masuk tingkat SMK. Ia selalu mendapat peringkat 1 setiap semester, tetapi di rumah Abah (panggilan untuk ayahnya) hanya mampu mengirim uang 50 ribu untuk 2 minggu. Itu belum termasuk ongkos pulang-pergi.

Hingga di akhir sekolah, Sandi Saputra mendapatkan beasiswa di Universita Bandar Lampung. Tetapi di lain hal, beberapa orang juga menawarkan untuk kesempatan kuliah gratis di salah satu kampus terbesar di Metro, bahkan Lampung.

"Tapi gue berpikir, gue butuh space yang lebih besar, gue harus berkompetisi dengan orang-orang di Jakarta," lanjutnya. Selengkapnya bisa dibaca di sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun