Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Bagaimana Kita Tetap Bisa Memaknai Hari Peduli Sampah Nasional?

25 Februari 2019   08:08 Diperbarui: 25 Februari 2019   11:52 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Petugas Suku Dinas Lingkungan Hidup membersihkan sampah plastik yang menumpuk di Kawasan Hutan Bakau Muara Angke, Jakarta, Sabtu (17/3/2018). Sampah yang memenuhi perairan seluas 7.500 meter persegi tersebut terkumpul akibat gulungan ombak yang membawa sampah ke bibir pantai. (MAULANA MAHARDHIKA)

Sebermula adalah tragedi longsor sampah yang terjadi di Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, pada 21 Februari 2005. Tidak tanggung-tanggung, 100 korban merenggang nyawa akibat kejadian tersebut.

Atas peristiwa tersebut Pemerintah Indonesia memperingatinya sebagai Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN), disusul dengan menerbitkan Undang-Undang Pengelolaan Sampah nomor 18 tahun 2008.

Namun, 10 tahun kemudian, Dr. Jenna Jambeck peneliti dari Universitas Georgia merilis temuan bahwa Indonesia penyumbang sampah plastik di lautan nomor 2 di dunia. Lantas, bagaimana cara kita memaknai Hari Peduli Sampah Nasional?

Bukan hanya peringatan Hari Peduli Sampah Nasional, minggu ini juga sedang ramai diperbincangkan tentang usulan Indonesia yang mengajukan diri menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. Berikut 5 artikel terpopuler Kompasiana selama sepakan ini:

1. Peduli Sampah, Karena Bumi Bukan Hanya Milik Kita

Mengurangi produksi sampah, menurut Maria G. Soemitro, merupakan cara termudah untuk mengaplikasikan 3R: Reduce, Reuse, Recycle. Sebagaia contoh, bukankah lebih mudah mencuci rantang bekas makanan dibanding harus mengolah sampah plastik bekas makanan?

Juga, merapikan kembali reusable bag itu jauh lebih mudah dibanding mengurus kantong plastik gratisan yang akan berakhir menjadi mikroplastik dan mencemari lingkungan dari sungai hingga lautan.

Think before you act, lanjutnya, menjadi kunci. "Baik ketika berbelanja maupun dalam aktivitas sehari-hari. Jangan sampai berburu barang murah ternyata hanya berakhir menjadi sampah," tulis Maria G. Soemitro. (Baca selengkapnya)

2. Mempertahankan Keamanan Energi dan Tantangan Masa Depan Pemerintah Indonesia

Keamanan energi didefinisikan sebagai kemampuan menjaga ketersediaan sumber energi yang tidak terputus dengan harga yang terjangkau. Keamanan energi memiliki banyak dimensi, termasuk di dalamnya yaitu ketersediaan energi dalam jangka panjang.

Benny Dwika Leonanda mengingatkan, lemahnya keamanan energi akan berdampak terhadap ekonomi dan sosial bernegara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun