Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Hukum Artikel Utama

Yang Populer di Kompasiana: dari Kebebasan BTP hingga Kecemasan terhadap Simbol Agama

29 Januari 2019   12:10 Diperbarui: 30 Januari 2019   07:08 9734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis (4/5/2017). (KOMPAS.com/JESSI CARINA)

Berkunjung ke pasar adalah salah satu cara Leya Cattleya mengenal masyarakat di suatu wilayah. Ia dapat menganalisis geliat ekonomi dalam interaksi yang terjadi di pasar tradisional. Demikian juga saat ia mengunjungi Pasar Usuku di Pulau Tomia, Wakatobi.

Mama Nia dari Pulau Tomia, Wakatobi (Dokumentasi: Leya Cattleya)
Mama Nia dari Pulau Tomia, Wakatobi (Dokumentasi: Leya Cattleya)
Ketika sedang berisitirahat di sebuah warung, Leya bertemu dengan Mama Nia, penjual  Kasuami (makanan khas berasal dari ubi kayu yang menggantikan peran nasi) di Pasar Usuku. 

Leya Cattleya begitu tertarik adalah cara Mama Nia mengakut bawaannya, yakni dengan menyunggi pisang satu lirang di atas kepalanya. Bahwasanya tradisi menyunggi sangat menarik untuk dibahas sejarah, manfaat medis, hingga pro dan kontranya.

"Di wilayah Indonesia lainnya, saya masih menyaksikan perempuan menyunggi. Di perdesaan di Madura, di Yogya, dan di hampir semua wilayah Nusa Tenggara Timur.  Di Bali, kita menemukan perempuan menyunggi setiap hari," katanya memberi contoh. (baca selengkapnya) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun