Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Ini yang Harus Dilakukan untuk Mencegah dan Mengatasi Kecanduan Gim

30 Juni 2018   09:07 Diperbarui: 8 Juni 2019   15:21 2671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Awalnya bermain gim dalam kehidupan sehari-hari tampak biasa saja. Namun akan menjadi masalah ketika mereka (Pemain Gim) tidak dapat mengontrol dirinya untuk terus bermain. Sehinga, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya menetapkan bahwa kecanduan bermain gim masuk ke dalam kategori penyakit gangguan mental.

Meski tidak semua jenis permainan bersifat adiktif, namun alangkah baiknya kita mewaspadai sekitar kita bila ada yang terlihat sudah kecanduan gim.

Kompasianer Devi Aryani pernah mengeluhkan kecanduan gim pada anaknya yang ia tuliskan di Kompasiana beberapa waktu lalu. Sebagai orang tua ia kesal lantaran sang anak menjadi lebih sering bergadang sehingga lebih aktif pada malam hari.

Selain itu, yang ia risaukan adalah dampak buruk dari kecanduan gim terhadap sang anak, antara lain kesehatan, sosial, dan, terutama, pendidikannya.

Apa yang dikeluhkan Devi Aryani seperti menjadi keluhan kita semua. Tak sedikit juga kita, sebagai penggunanya, mengeluhkan hal sama.

Selanjutnya, pertanyaan Devi sama dan mendasar, "Adakah solusi untuk mengatasai anak permasalahan ini. Karena saya yakin, anak saya bukan satu-satunya yang candu oleh permainan Mobile Legend, atau gim apapun?"

Sebelum sampai pada ke sebuah solusi, ada baiknya kita mengenali indikasi seseorang kecanduan gim. Karena dengan mengenal indikasinya maka akan menjauhkan kita dari vonis yang tidak tepat.

Kompasianer Reno Dwiheryana menyatakan setidaknya ada tiga indikasi awal ketika seseorang sudah seseorang mulai kecanduan bermain game:

Pertama, ketika intensitas bermain game mulai mengganggu produktivitas maupun aktivitas pribadi.

Pada awal mula bermain game umum apa yang user (pemain) cari adalah hiburan atau kesenangan. Bermain game itu ibarat jodoh-jodohan, apabila seseorang tidak menyenangi game yang dimainkannya niscaya ia tidak akan memainkannya kembali.

Namun disaat seseorang menyenangi permainan tersebut dan secara intens (continue) memainkannya, dan disaat bersamaan mengganggu produktivitas maupun aktivitas kesehariannya maka hal ini perlu diwaspadai.

Sebagai ilustrasi, seorang anak yang kerap bermain game dan secara tidak langsung membuatnya susah berkosentrasi dalam pelajaran di sekolah sehingga menyebabkan prestasinya menurun.

Kedua, seseorang mulai dan secara massive menggelontorkan uang demi game.

Gim memiliki banyak macam kategori dan genre-nya. Dan kebanyakan dari gim memiliki mekanisme sistem yang membuat pengguna terus menerus memainkan gimnya. Misal, selalu ada embel-embel hadiah setiap harinya bila si pengguna melakukan log in.

Selain itu, untuk game-game yang mengimplementasikan sistem berbayar secara online/virtual/dunia maya cenderung dapat membuat user tidak berhenti bermain disebabkan interaksi/kompetisi/pengalaman bermain didalamnya.

Hal ini perlu ditelusuri, apabila seseorang mulai menggelontorkan uang (pay for win, pay for powerfull, pay for famous) secara massive dalam game maka kemungkinan besar individu tersebut merujuk kepada indikasi kecanduan bermain game.

Ketiga, ketika seseorang yang bermain game cenderung pasif bersosialisasi.

Salah satu gambaran bahwa seseorang telah kecanduan bermain game ialah ketika ia mulai pasif dalam bersosialisasi.

Dalam cakupan gim khususnya gim daring, ada semacam interaksi di dunia maya antar pemain di dalamnya (fitur chat, guild, aliansi, dll) yang bertujuan membuat permainan kian menarik.

Hal ini secara tidak langsung menimbulkan dampak seseorang nyaman terhadap lingkup dunia maya dan menganggap sebagai dunia nyatanya.

Secara dampak jangka panjang membuat individu cenderung tertutup dan mengurung diri serta acuh pada realita kehidupan.

Dan yang paling berbahaya prilaku seperti ini dapat menimbulkan rasa depresi dan putus asa yang memungkinkan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

Setelah kita mengenal indikasi-indikasi yang tadi dijelaskan, kita bisa menjadi lebih mudah untuk mencegahnya. Beberapa tips ini adalah gambaran secara umum, dan tentu akan ada penyesuaian di setiap keadaan dan kondisinya.

Berikut tips untuk mencegah kecanduan gim:

Manajemen waktu

Di sini manajemen waktu memiliki andil besar dalam mencegah maupun mengatasi kecanduan gim, terutama terhadap sang anak.

Memang, sepenuhnya melarang bukan solusi terbaik karena anak juga perlu dikenalkan dengan hal-hal baru dalam kehidupannya.

Yang perlu dilakukan adalah bagaimana mengontrol aktivitas sang anak terhadap gawai. Tidak hanya terhadap konten dari gim itu sendiri, tapi juga manajemen waktunya.

Mengawasi jenis gim yang dimainkan

Tidak semua gim yang tersedia layak dimainkan oleh anak-anak. Beberapa gim tidak pantas untuk dimainkan dikarenakan adanya muatan-muatan yang bersifat tidak pantas. Pornografi, kalimat-kalimat kasar, atau hal-hal lain terkadang diselipkan oleh pengembang ke dalam gim.

Hampir setiap gim telah ada klasifikasi rating yang menunjukkan umur atau usia yang boleh memainkan gim tersebut. Sebagai orang tua ada baiknya untuk memahami simbol-simbol dari rating yang ada di dalam gim.

Menemani Bermain Gim

Kadang-kadang orang tua juga tidak ada salahnya untuk ikutan bermain gim dengan anak-anak. Kegiatan ini bukan sekedar untuk melihat apa yang dimainkan anak, tetapi juga merupakan bentuk interaksi lain dengan anak.

Anak-anak menginginkan dianggap benar dalam melakukan sesuatu, walaupun hanya sekedar bermain gim. Orang tua bisa melakukan dialog dengan anak-anak mengenai gim yang dimainkan tersebut. Sehingga anak bisa paham mengenai hal-hal yang berkaitan dengan gim yang dimainkannya.

Memberi kesibukan lain

Kesibukan selain bermain gim bisa juga menjadi alternatif bagi anak-anak untuk tidak selalu fokus pada memainkan gim. Misalnya saja melibatkan anak untuk membersihkan rumah secara terjadwal atau memberikan kegiatan les tambahan di luar jam-jam sekolah mereka.

Hal ini bukan saja akan membuat anak menjadi teralihkan pikirannya tetapi juga bisa menambah keterampilan lain sebagai bagian dari upaya untuk melatih keterampilan psikomotorik anak.

Penguatan pendidikan agama

Anak bisa secara langsung atau tidak langsung belajar etika dan moral dari sebuah gim yang dimainkan. Jika hal tersebut dibiarkan, bisa-bisa acuan etika anak menjadi terbatas hanya pada gim-gim yang dimainkan.

Sebagai filter terhadap "temuan-temuan" anak dari gim yang dimainkan, maka ajaran agama menjadi sangat penting untuk ditanamkan. Tidak ada standar dan acuan etika dan moral yang lebih tinggi daripada agama. Oleh sebab itu, pendidikan agama tetap menjadi prioritas bagai anak di samping pendidikan lainnya.

Demikian beberapa hal sederhana yang bisa kita lakukan untuk mengurangi candu dari bermain gim.

Sejatinya bermain gim itu bukanlah hal buruk, namun bila sudah candu semua akan menjadi runyam, tidak hanya dalam hal bermain gim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun