Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

11 Buku Fiksi yang Bisa Diwariskan hingga Generasi Kesekian

3 Januari 2018   09:54 Diperbarui: 28 Oktober 2020   21:28 3860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (pixabay)

Seperti buku milik sendiri saja: mereka tidak perlu izin meminjamnya atau tidak mengembalikannya. Namun keduanya toh tetap sama: buku tidak lagi ada di rak.

Sebagai pengunjung tetap yang-kadang-diminta-menjaga, tentu tidak banyak yang bisa saya lakukan. Lebih sering mendokumentasikannya dengan memotret buku-buku yang baru datang dan mencatat apa yang akan dipinjam untuk dibawa pulang. Nah, saat-saat seperti itulah momen di mana buku tidak hanya dinasibkan untuk dibaca, tapi juga (di)hilang(kan).

***

Buku mengisi jam-jam kosong dengan percakapan yang mungkin tak akan pernah selesai, tapi membuat kita tahu: kita hanya penafsir tanda-tanda, di mana kebenaran menerakan jejaknya. Itu sebabnya, kata pertama yang menakjubkan adalah: "BACALAH". --Goenawan Mohamad dalam Pagi Dan Hal Yang Dipungut Kembali.

***

Clara Ng sangat krtitis lho tentang tangga pembaca di Indonesia. Baginya, tangga pembaca di Indonesia masih tertatih-tatih. Indikator yang digunakan adalah buku-buku yang semestinya diperuntukan untuk anak atau pra-remaja, justru diperdagangkan untuk orang dewasa. 

Dan pada akhirnya pun kita jadi tahu: orang dewasa jadi mengonsumsi bacaan anak-anak atau pra-remaja.

Sial yang kemudian didapati anak-anak tentu akses bacaannya. Ini adalah kemunduran. Pembodohan yang mesti dihentikan. Sudah selayaknya anak-anak mendapat bacaannya dan orang dewasa memilih bacaan yang semestinya.

Saya ingat betul Aan Manyur pernah mencuitkan ini: "someday twitter will end. you need to find your own offline social media back. i recommend you library."

Ada paradoks memang dalam cuitan itu. Di mana Generasi Milenial melulu digantungkan oleh aktifitas di dunia maya, tapi mesti kembali pada hal-hal konvensional seperti perpustakaan (dan buku-buku yang tersimpan). Namun, melihat bagaimana pengunjung dan pembaca di Perpustakaan Teras Baca ada rasa optimistis perlahan hadir. Meski sedikit.

Di antara beragam jenis buku di Perpustakaan Teras Baca, buku fiksi adalah buku yang dominan dibaca. Wabil khusus, novel. Ada juga yang suka buku non-fiksi seperti kumpulan esai, tapi tidak sedikit yang membaca buku how-to-be. Buku-buku anak, kebanyakan berbentuk majalah, masih suka diminati bila ada kunjungan dari PAUD atau Taman Kanak-kanak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun