Mohon tunggu...
LuhPutu Udayati
LuhPutu Udayati Mohon Tunggu... Guru - ora et labora

Semua ada waktunya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Menjagamu, Seperti Daun yang Terluka oleh Angin

20 Juli 2019   15:12 Diperbarui: 20 Juli 2019   15:16 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

adalah lelaki paruh usia yang mencoba meneroka jejak masa lalu karena terlilit oleh cinta yang sumbunya entah di mana, walau hangatnya masih dirasakannya hingga ke tulang sumsum, hingga ke pori-pori terdalam, hingga ke jauh-jauh urat nadi aliran hidup, senyum dan sapanya.

adalah lelaki paruh usia yang mendedikasikan keluhnya pada senyum perempuan pemilik mata teduh dan dialog lembut setiap kali saling menemu rindu, sementara gemuruhnya telah usang oleh tradisi yang melilit membelenggu rasa kasih, rasa cinta dan rasa sayang : mereka

adalah  lelaki paruh usia dan perempuan pemilik mata teduh yang membiarkan rindu senyap di antara lengkung kaki langit, lantaran keduanya tak juga beranjak saling menjemput

kemanakah cinta yang sempat melilit ikat perasaan ketika usia belum separuh perjalanan?

Sampai kapan akan membiarkan ?

"Aku masih mencintaimu sampai saat ini, bahkan mungkin sampai entah..." Natha, lelaki paruh usia itu memulai percakapan di tengah riuh acara reuni fakultas. 

"Untuk apa?" perempuan bermata teduh membalas pendek.

"Entah..." Natha seperti kehilangan akal

"Natha, kita sudah sangat berbeda. Sadari itu," kelembutan Dini setiap kali bicara inilah yang sempat jatuh dalam pelukan Natha, duluuuu,  hampir dua puluh tahun berlalu. 

Andini Mirabell , perempuan cantik lagi cerdas, membuat lelaki pegiat dunia kampus pada masanya itu semakin berkibar namanya. Betapa tidak? Natha dan Dini mahasiswa berprestasi, keduanya sangat dikenal di kampusnya. Sepasang kekasih yang membuat begitu banyak  mencipta perasaan-perasaan cemburu di hati para pengagum keduanya.  Pasangan yang tersohor dan sudah dinantikan  akan menjadi sepasang pengantin yang berbahagia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun