Mohon tunggu...
LuhPutu Udayati
LuhPutu Udayati Mohon Tunggu... Guru - ora et labora

Semua ada waktunya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Menjagamu, Seperti Daun yang Terluka oleh Angin

20 Juli 2019   15:12 Diperbarui: 20 Juli 2019   15:16 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tapi takdir memang kuasa empunya kerajaan surga...

"Maafkan aku,Natha. Aku harus pergi dari hidupmu." senja yang terpuruk bagi Natha, saat Andini menyampaikan keputusannya. Pantas saja, sejak sibuk pada pergumulan skripsi masing-masing, pada revisi-revisi yang hampir memuntahkan seluruh isi hati, perut dan otak, Natha sulit menjumpai Dini. Tapi saat itu, ia merasa maklum oleh alasan keadaan bergulat menyelesaikan skripsi. 

Natha bukan lelaki cengeng. Jikapun hatinya, pikirannya, perasaannya berjuang untuk keutuhan cinta mereka, tapi Andini Mirabell, kekasih lembutnya memilih menerima perjodohan orang tua mereka, agar trah kebangsawanan tidak luntur, Natha tidak kuasa melawannya. Dan, perjalanan mereka mulai sendiri-sendiri lagi sejak saat itu. Para pemuja pasangan tersebut hanya bisa melenguh tapi tak satu juga yang ingin mengganti posisi masing-masing sebagai kekasih, karena merasa bahwa mereka berdua hanya pantas untuk mereka berdua...

Maka ajang reuni kali ini sungguh mengegetkan seluruh hadirin.

Natha memilih tetap sendiri. Memuja cintanya dalam kesendirian dan kesepian. Padahal, karismanya, posisinya dan jabatannya pada satu perusahaan terkenal di kotanya ini, sungguh bisa menjadi medan magnet perempuan cantik siapapun.  Dan Natha, memilih menjaga cintanya, seperti menjaga daun kering yang koyak oleh  hempasan angin kencang, berdebu dan dingin di akhir bulan Juli ini...

Daun kering yang terhempas menghunjam bumi, lalu hancur dan menjelma debu ...

Kebodohan cinta?  Atau, kesetiaan yang terlalu-lalu?

Hanya Natha yang merasakan sedetil-detilnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun