Mohon tunggu...
LuhPutu Udayati
LuhPutu Udayati Mohon Tunggu... Guru - ora et labora

Semua ada waktunya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Apa Kabar, Cinta?

27 Juli 2018   19:23 Diperbarui: 28 Juli 2018   17:01 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
illustrasi Pixabay.com

Perasaan-perasaan yang menelusuri kenangan tentangnya menjadi begitu kental, ketika jemari tangannya tak sengaja menjatuhkan foto usang dari tumpukan buku cerita  miliknya. Ia tersentak mengingatnya. Lelaki hitam manis dengan mantel kesayangan yang sengaja disematkannya ketika gigil begitu kuat menjamah tubuh ringkihnya di bibir Tangkuban Perahu pada suatu perjalanan pesiar. 

"Pakai saja, supaya kamu tidak kedinginan." bisiknya baik dan lembut.

"Malu aku, kalau itu bukan jaketmu," tolakku halus. 

"Jaketku kok. pakai, gih," senyumnya begitu hangat  membalut tubuh dinginku. Lalu dia kenakan jaket itu padaku. Perasaanku tersengat, kuakui aku tak berani mendustai perasaan. 

"Terima kasih,Priem," balasku bergetar.

Dia mengangguk., sembari mengusap halus rambutku.

"Mesranya...." teriakan beberapa teman mengagetkan kami. 

Beberapa teman lain serentak berpaling ke arah kami. Ekspresi mereka terlihat heran. Seorang ketua panitia tour tingkat fakultas dan  disukai begitu banyak perempuan di kampus ini, tiba-tiba saja menyodorkan jaketnya untukku. Apalah aku di matanya?  

Beberapa terlihat tersenyum simpul menggoda, bahkan Jaya begitu kuat melontarkan suitannya.  Melengking seakan ingin memecahkan karang-karang dan bebatuan kawah Gunung Tangkuban Perahu.  

Aku dan Priema menjadi sadar bahwa kami telah mengalihkan fokus mereka. Bahkan, Diva sesempatnya mengabadikan gerak-gerik kami. Foto itulah yang dihadiahkan Priema buatku saat kami saling mengikrarkan perasaan, setelah perjalanan tour fakultas itu. Priema sama denganku, diam-diam saling memperhatikan, mengagumi dan menyimpan rasa untuk saling memiliki. 

"Aku menyayangimu, karena aku menyayangimu," katanya jenaka saat menyatakan cintanya padaku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun