Mari kita sama-sama membayangkan: jika kini berusia 25-35 tahun, apakah tertarik mengambil rumah dengan cara KPR (Kredit Pemilikan Rumah)?
Kalau memang tidak, apa yang membuat Kompasianer ragu untuk mengambil KPR? Kalau memang jawabannya "ya" maka pertimbangan apa yang bikin yakin?
Secara konsep memang KPR bisa digunakan untuk membantu dalam membeli rumah. Memilih rumah yang tepat itu satu hal, sedangkan lain halnya adalah bagaimana bisa mencicilnya?
Pasalnya, haga rumah yang cenderung terus meningkat tiap tahun menjadi kendala bagi generasi muda. Kemudian faktor lain yaitu kenaikan harga rumah yang tidak seimbang dengan pendapatan yang dimiliki.
Belum lagi perkara membayar cicilan KPR selama puluhan tahun. Apa jaminan kita masih berpenghasilan ke depannya?
Kompasianer pernah mencoba menghitung skema total biaya KPR dari awal hingga lunas, termasuk bunga dan biaya tersembunyi? Bagaimana hasilya ketika mendapati hasil hitungan tersebut?
Kalau ada yang masih ragu, kira-kira berapa persen yang mesti disiapkan dari total pendapatan per bulan untuk bisa mengambil KPR?
Selain itu, coba dong berbagi pengalaman untuk yang sedang dan/atau sudah pernah mengambil KPR. Apakah tetap hidup layak sambil mencicil rumah dan menabung untuk masa depan?
Silakan tambah label Ragu Ambil KPR (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
