Apa karya Chairil Anwar yang Kompasianer suka? Masih ingat kapan dan bagaimana Kompasianer "dipertemukan" dengan karya-karya Chairil Anwar?
Tahun ini, si Binatang Jalang tepat berusia 100 tahun! Sepanjang karir penulisnnya, Chairil Anwar diperkirakan telah menulis 96 karya, termasuk 70 puisi.
Tentu saja dari beragamnya karya Chairil Anwar ada yang begitu monumental, seperti  "Aku", "Derai-Derai Cemara", "Diponegoro", "Senja di Pelabuhan Kecil", dan "Doa".
Tidak hanya itu, karya-karya Chairil Anwar hingga hari ini bahkan tetap dibacakan hingga dialih-wahanakan menjadi kaos, tembok-tembok kota, atau sekadar tulisan belakang truk!
Oleh karena itu, tidak heran jika karya Chairil Anwar tidak lekang oleh zaman dan tetap relevan dari masa ke masa.
Kompasianer punya pengalaman dengan karya-karya Chairil Anwar? Apa yang dapat Kompasianer ambil sebagai pembelajaran dari sesosok Chairil Anwar ini?
Selain itu, jika Kompasianer ingin mengulas beberapa puisi Chairil Anwar juga boleh lho. Akan sangat menarik kalau Kompasianer menginterpretasikan puisi-puisinya yang monumental maupun dekat dengan Kompasianer.
Silakan tambah label 100 Tahun Chairil Anwar (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.