Setiap orang di muka bumi ini berhak mendapatkan layanan kesehatan fisik maupun mental. Adalah tugas pemerintah untuk mengupayakan layanan kesehatan yang dapat diaspek oleh semua kalangan.
Pada kelompok perempuan, ada beberapa masalah kesehatan yang khas dan menjadi PR dari waktu ke waktu.
Ancaman kanker serviks, kematian pada ibu melahirkan, anak stunting, dan gangguan kesehatan pada organ reproduksi lainnya. Selain itu dari aspek kesehatan mental, ada pula ancaman baby blues, KDRT, keletihan karena beban ganda, dan sebagainya.
Untuk itu, pertama-tama pemerintah menyelenggaran layanan yang bersifat preventif, antisipatif, maupun solutif. Misalnya: regulasi usia minimal pernikahan, kursus pranikah, edukasi nutrisi, layanan psikologi, pos aduan/rumah aman bagi terdampak KDRT, dan lain sebagainya.
Sayangnya, tidak semua perempuan dapat mengakses layanan tersebut. Biaya, minimnya informasi, jarak tempuh, dan rasa malu untuk memeriksakan area vital kerap menjadi faktornya. Belum lagi anggapan bahwa membicarakan masalah keluarga adalah hal yang tabu.
Kompasianer, apakah kamu memiliki cerita tentang isu kesehatan perempuan dan tantangannya? Mungkin kamu sendiri dan orang terdekatmu mengalaminya? Bagaimana tanggapan dan harapanmu?
Silakan tambah label Kesehatan Perempuan (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.
***
Di Bulan April ini, kamu berkesempatan buat mendapatkan K-Reward+ buat setiap artikel Topil yang kamu tayangkan, lho! Mau supaya keterbacaanmu banyak? Yuk latihan membuat konten yang ramah SEO.