Apakah kamu suka melihat review orang sebelum membeli sesuatu? Mau beli HP, liat review-nya dulu. Jajan di marketplace, eh batal gara-gara ada yang ngasih bintang satu. Nyobain kuliner baru, tanya temen dulu, "Itu enak nggak sih?"
Maka wajar saja jika sekarang orang jadi suka mengisahkan review-nya di mana-mana. Di blog, medsos, vlog, podcast, dan lain sebagainya. Semua bisa jadi konten review, mulai dari makanan, pakai skin care, sampai perpanjang paspor!
Tapi belum tentu semua orang suka dengan review kita.
Kemarin, sebuah brand apparel menjadi viral lantaran memberikan surat keberatan kepada seorang vlogger yang me-review produknya. Isi review-nya sih baik, tapi malah dikomentari visualnya.
Buat kamu para blogger, sebenarnya gimana sih cara bikin konten review yang baik dan memuaskan klien? Apa do and don't-nya? Apa perbedaan bikin konten review berbayar dan sukarela? Alat apa yang biasanya kamu gunakan?
Bagikan pengalaman, opini, dan kiatmu di Kompasiana dengan membubuhkan label Review Kesukaan Brand pada setiap konten yang kamu buat.