Mohon tunggu...
Aat Atoillah
Aat Atoillah Mohon Tunggu... Guru - Tetaplah bersyukur

Orang Bojonegara-Puloampel yang semangat untuk menjadi penulis agar bisa berkarya dan bisa mengharumkan daerah kelahiran tercinta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Senja di Sudut Taman Kota

29 Desember 2022   20:07 Diperbarui: 29 Desember 2022   20:18 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Delman kendaraan jadul itu masih berjejer dipinggir jalan trotoar dekat tepi taman kota. Mungkin sejak beberapa jam lalu saya tak begitu persis tahu karena saat saya datang selepas ashar sudah berjejer. Sekedar menanti penumpang tak tau kuda penarik delman itu berdiri. Walaupun belum ada pelanggan atau yang memakai jasanya tetap kuda-kuda itu bersabar menanti sehabis senja hingga jelang magrib pun.

Saya sedikit merenung mengapa kuda itu masih dipakai untuk menarik delman atau mengangkut barang atau orang semisalnya. Apakah memang dia tidak berhak untuk hidup bebas tanpa harus terbebani untuk bekerja melayani tuannya. Seperti topeng monyet juga yang tak dibebaskan di kebun binatang saja, bukan dibuat bekerja untuk majikannya. Entah lah bukan urusan saya. Mungkin lagi-lagi urusan mencari nafkah dan urusan perut.

Taman kota bukan sekedar untuk bermain dan berekreasi, berolahraga, namun beribu manfaat lainnya sesuai kebutuhan termasuk pembawa berkah bagi yang berdagang atau berjualan makanan dan minuman ringan, atau penjual jasa sepeda listrik, motor dan mobil-mobilan dan permainan lainnya yang menjadikan surganya mainan anak-anak.

Lalu intinya untuk apa taman kota itu dibuat? dan  mengapa taman kota hanya dibuat di tengah kota. Apakah anak-anak harus ke kota dulu agar dapat menikmati indahnya taman kota. Padahal mengapa dikampung tak dibuatkan saja tempat taman bermain agar anak-anak tiap kampung merasakan indahnya bermain diusianya.

Bermain di taman kota bersama sanak saudara adalah sesuatu yang menyenangkan. Tapi apakah hanya orang yang memiliki uang banyak saja yang boleh ke sana. Lalu bagaimana bagi yang tidak memiliki uang. Sedangkan permainan dan semacamnya  yang ada di sana perlu uang untuk menyewanya.

Sabtu dan Minggu biasanya yang paling rame dikunjungi. Saat magrib pun terdengar suara indah anak-anak bersholawat dan tadarus Qur'an di mushola tersebut. Apresiasi yang bagus bila ditempat umum terdapat mushola atau toilet. artinya sesibuk apapun, sesenang apapun bersama keluarga tak lupa untuk mengingat Allah dengan cara selalu solat tepat waktu.

Usia kanak-kanak adalah memang masa paling indah dan tanpa beban atau banyak urusan. Asik bermain dan menikmati masa libur untuk menyenangkan hati dan perasaan mereka masing-masing.

Tapi amat disayangkan, tak semua anak dapat merasakan nasib yang sama. karena sebagian anak-anak yang ada dilingkungan kita masih kecil sudah bekerja, tanpa menikmati keceriaan yang seharusnya dia dapatkan. Seperti yang saya saksikan ada beberapa anak yang masih bekerja meski sudah malam memungut botol bekas (menjadi pemulung) mungkin selain itu ada juga anak-anak yang menjadi pengemis dan pekerjaan lainnya yang tidak seharusnya dikerjakan pada seusianya. 

Sungguh menjadi pemandangan yang menyayat hati di sudut taman kota yang indah terdapat hal yang menyedihkan begitulah realitanya. Disaat orang lain merayakan liburan tahun baru, tetapi mereka tetap sibuk memikirkan bagaimana hari ini dan esok perut tetap terisi karena siapa yang peduli pada nasib mereka kecuali mereka sendiri. 

Maka bersyukurlah bila anak-anak kita, saudara kita maupun diri kita sendiri tak seperti mereka. Yang setiap siang maupun malam harus berjuang untuk mencari uang atau pun sekedar untuk mendapatkan sesuap nasi. Tanpa menikmati indahnya senja disudut taman kota, maupun liburan diakhir tahun.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun