Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kontainer Medik Udara, Sejarah Dirgantara Indonesia yang Dilupakan

9 April 2017   08:45 Diperbarui: 9 April 2017   17:00 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kontainer Medik Udara tiba di Halim Perdanakusuma, akhir tahun 1986.

Kontainer Medik Udara tiba di Halim Perdanakusuma, akhir tahun 1986.Hari Dirgantara kembali dijelang. Angkatan Udara Republik Indonesia, TNI AU, merayakan hari ulang tahunnya yang ke-71 tepat pada tanggal 9 April 2017.

Bangga, bersyukur, akhirnya usia sepanjang itu dapat diraihnya dalam perjuangan naik turun sejak setahun setelah kemerdekaan bangsa. Dunia dirgantara Republik Indonesia telah menoreh tinta emas pada banyak bidang sampai kini.

Sejak awal berdiri sampai sekitar tahun 1960-an, Indonesia tercatat sebagai salah satu kekuatan udara penting dan terkuat di belahan bumi selatan.

Majalah penerbangan Inggris Air Pictorial Magazine 3/1967 dalam liputan utama berjudul “Indonesia Air Force: The Trident and Autoland” menulis, “Ditilik dari sudut materil, AU Australia ketinggalan total dari AURI”. Masa gemilang itu terjadi di era kepemimpinan KSAU pertama Marsekal Udara R. Soeriadi Suryadarma (1946-1962).

Namun tahukah Anda ada satu bidang juga di dunia dirgantara Indonesia yang sering luput dari perhatian padahal prestasinya luar biasa mendunia?

Bidang ini disebut Kesehatan Penerbangan atau Kedokteran Penerbangan. Bidang yang sangat spesifik karena menggabungkan dua keahlian pada tingkat yang mumpuni: kedokteran dan kedirgantaraan.

Sampai saat ini, sangat sedikit peliputan topik ini oleh media-media massa konvensional, padahal prestasi Indonesia juga amat tinggi dan belum terlampaui sampai sekarang.

Mereka yang menggeluti bidang ini biasa disebut flight surgeon, yang belum ada padanan yang pas dalam bahasa Indonesia.

Wartawan senior Kompas bidang kedirgantaraan yang juga mantan Pemimpin Redaksi Angkasa, Dudi Sudibyo, dalam sebuah perbincangan dengan saya mengatakan, profesi ini memang langka di Indonesia, maka kita juga memakai kata “flight surgeon”, sedangkan ilmunya disebut Kedokteran Penerbangan.

Pada generasi pimpinan TNI AU di era kepemimpinan Presiden Soeharto, Indonesia ternyata beberapa kali tercatat sebagai negara pionir penggagas dalam bidang Kedokteran Penerbangan lewat tokoh ini: Raman Ramayana Saman.

Dokter Raman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun