Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Setahun Pandemi, Sustainable Fashion Jadi Solusi Paling Efektif

2 Maret 2021   14:01 Diperbarui: 2 Maret 2021   14:37 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi panggung peragaan busana.

Ilustrasi panggung peragaan busana.

KOMPAS.com - Desainer asal Semarang, Elkana Gunawan, mengaku sepi order selama setahun ini karena pandemi corona di Indonesia.

Ia yang biasanya selalu memiliki koleksi busana lebaran, sudah hampir dua tahun ini tak memproduksi desain-desain baru.

"Stok kain yang seharusnya saya bikin untuk koleksi lebaran tahun 2020, masih menumpuk hingga kini," ujarnya pada Kompas.com.

Menurut Elkana, bisnis fesyen memang lesu, hampir mati suri. Tak hanya desainer yang terimbas. Toko-toko busana ready to wear pun mengalami penurunan omzet dan jumlah pelanggan. 

Beberapa pelanggan setia Elkana menuturkan bahwa mereka tak lagi memikirkan soal baju baru. Karena ada yang lebih penting, yaitu soal bertahan hidup. Soal pangan, bukan lagi soal sandang.

Mengangkat sustainable fashion

Konsep sustainable fashion yang diaplikasikan dengan memanfaatkan kain perca.

Meski kebutuhan fesyen bukan lagi proritas, namun tetap saja kebutuhan untuk tampil beda masih tetap ada. Untuk ini, Elkana menawarkan gaya berbusana dengan menggunakan konsep sustainable fashion.

Sustainable fashion adalah konsep fesyen berkelanjutan. Termasuk di dalamnya adalah memanfaatkan baju-baju lama juga perca sisa-sisa jahitan, untuk dicipta ulang menjadi busana baru. 

"Dengan cara ini maka konsep zero waste terpenuhi. Mendapatkan baju baru dengan memanfaatkan limbah perca, dengan minim modal," paparnya.

Desainer yang tergabung dalam Indonesian Fashion Chamber (IFC) chapter Semarang ini pun mengisi kekosongan pasar fesyen sepanjang setahun pandemi dengan melahirkan beragam outer dari perca batik, masker dari kain tenun sisa jahitan, sweatshirt dengan aksen tambal sulam perca, dan masih banyak lagi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun