Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mengangkat Derajat Warung Kelontong di Era Serba Online

5 Februari 2019   17:30 Diperbarui: 5 Februari 2019   18:34 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Founder & CEO Warung Pintar, Agung Bezharie (kanan) discard DBS Asian Insight Conference

JAKARTA, KOMPAS.com - Warung sudah menjadi bagian yang tak terlepaskan dari kehidupan masyarakat Indonesia.

Sebab, bagi sebagian orang, warung tak hanya sekedar tempat jual beli, tetapi sudah jadi tempat aktivitas sosial; mulai dari rumpi ibu-ibu hingga sekedar berkeluh kesah.

Bahkan bagi sebagian masyarakat lainnya, warung juga kerap menjadi tempat meminjam uang.

Kini saat dunia sudah serba online pun, kehadiran warung tetap tak tergantikan. Apa iya saat ingin makan mie, kita beli mie instan secara online? Tentu saja cara paling mudah adalah ke warung, bukan?

Baca juga: Ini 3 Sebab Warung dan Pasar Tradisional Tidak Berkembang

Sayangnya, banyak warung yang tak bisa berkembang. Sudah bertahun-tahun, si ibu warung hidupnya begitu-begitu saja, yang dijual juga itu-itu saja. Tak ada perubahan.

Hal inilah yang membuat Agung Bazharie dan beberapa temannya, tergerak dan mendirikan Warung Pintar, usaha rintisan (startup) ritel yang fokus mengembangkan warung-warung kelontong.

"Saya kurang rajin sekolah, jadi kebanyakan nongkrong di warung. Jadi masalah warung yang kita tahu," ujarnya sembari tertawa saat menjadi pembicara dalam DBS Asian Insight Conference pekan lalu.

Baca juga: Distribusi Barang dari Ritel Modern ke Warung Kelontong Matikan Bisnis Agen

Saat ini kata dia, setidaknya ada sekitar 3 juta warung kelontong di Indonesia. Namun skala bisnisnya masih usaha mikro dan sulit untuk berkembang pesat.

Warung tak bisa berkembang lantaran tak memiliki akses luas, pemiliknya yang tak punya pengetahuan luas, bahkan kerap disebut buta teknologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun