Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

6 Cerita Seputar Banjir di Kampar Riau hingga Hari Ke-7, Warga Mengungsi hingga Belum Terima Bantuan

15 Desember 2018   11:30 Diperbarui: 15 Desember 2018   11:37 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang warga keluar dari rumahnya yang dilanda banjir di Desa Padang Luas, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau, Jumat (14/12/2018)

Seorang warga keluar dari rumahnya yang dilanda banjir di Desa Padang Luas, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau, Jumat (14/12/2018)PEKANBARU, KOMPAS.com - Banjir di Kabupaten Kampar, Riau, memasuki hari ketujuh, Sabtu (15/12/2018).

Banjir di Kabupaten Kampar Riau terjadi sejak Minggu (9/12/2018) lalu.

Hal itu setelah dibuka lima pintu air waduk PLTA Koto Panjang, sehingga air meluap dan masuk ke permukiman warga yang tinggal di sisi hilir sungai.

1. Tak Dapat Bantuan

Selama banjir akibat luapan air Sungai Kampar itu, warga mengaku tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah setempat. Sehingga, para korban terpaksa memakan makanan seadanya.

Untuk memenuhi kebutuhan, warga memanfaatkan stok kebutuhan yang masih tersisa di rumah mereka.

Selain itu, warga menangkap ikan di lokasi banjir. Sebab selama air meluap, cukup banyak ikan yang berhasil ditangkap warga.

"Kami hampir setiap hari menangkap anak ikan buat makan. Di sini kami buat posko untuk tempat berkumpul dan makan sama-sama," kata Asnidar salah korban banjir di Desa Terantang, Kecamatan Tambang, Kampar.

Dia mengatakan, untuk kebutuhan memasak, warga mengumpulkan uang seadanya. Kemudian membeli sembako untuk dimasak.

Baca juga: Korban Banjir di Kampar Riau Mengeluh Tak Dapat Bantuan

2. Tidak Bisa Bekerja

Para korban banjir di Kabupaten Kampar mengaku tidak bisa bekerja seperti biasa. Sebab selain rumah, perkebunan dan sawah juga terendam air.

Tak hanya itu, akses menuju perkebunan juga tidak bisa dilewati. Untuk keluar rumah saja, warga menggunakan perahu tradisional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun