Pemerintah kota bahkan melakukan pertemuan dan diskusi hingga 4.200 kali dengan berbagai pelaku bisnis yang khawatir akan rencana tersebut.
Pertimbangan lain
Laporan GIZ dan Korea Transport Institute mengatakan adanya pertimbangan lain dalam pembangunan kembali sungai.
Selain perlunya RTH dan pelestarian situs sejarah, Pemerintah Seoul pada waktu itu menemukan adanya kerusakan dalam struktur fondasi jalan layang, sehingga membutuhkan pemeliharaan.
Baca juga: Revitalisasi Kali Besar dan Inspirasi dari Sungai Cheonggyecheon
Selain itu, aliran air yang masuk dan menggenang di bagian fondasi jalan menjadi penyebab munculnya berbagai kandungan gas beracun, seperti karbon monoksida dan metana. Penyebab lain adalah adanya korosi pada fondasi jalan.
Dengan berbagai masalah kesehatan yang membayangi, membuat pemerintah kota akhirnya membuat keputusan untuk mengembalikan lanskap wilayah tersebut sesuai aslinya.
Biaya
Jumlah ini sudah termasuk dengan biaya pembuatan lanskap taman sebesar 120 juta dollar AS atau Rp 1,7 triliun.
Jika dibandingkan, biaya pemeliharan serta perawatan jembatan dan pembangunan kembali sungai memang jauh berbeda.
Biaya pemeliharaan jalan layang Cheonggyecheon senilai 90 juta dollar AS (Rp 1.3 triliun). Jembatan ini juga akan membutuhkan waktu tiga tahun untuk perbaikan. Biaya yang dikeluarkan bahkan semakin membengkak hingga 260 juta dollar AS atau setara Rp 3.8 triliun.
Namun setelah pembangunan usai, revitalisasi sungai ini diperkirakan mampu menyumbang investasi hingga 1,98 miliar dollar AS (Rp 29.3 triliun) di wilayah pemulihan Cheonggyecheon.