JAKARTA, KOMPAS.com - Wali Kota Jakarta Selatan Marullah Matali mengatakan, ada sekitar 18.000 pendatang baru yang tinggal di Jakarta Selatan pasca-Lebaran 2018.
Jumlah itu dihitung oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil DKI Jakarta berdasarkan warga yang keluar Jakarta sebelum Lebaran dan warga yang masuk ke Jakarta pasca-Lebaran.
"Mereka yang pendatang baru itu kira-kira 18.000 orang lah masuk Jakarta Selatan," ujar Marullah di Cipulir, Jakarta Selatan, Rabu (11/7/2018).
Marullah menjelaskan, para pendatang itu tinggal menyebar di berbagai kelurahan di Jakarta Selatan.
Baca juga: Razia Pendatang Baru di Jakarta Digelar Awal Juli
Para pendatang baru rata-rata tinggal di daerah-daerah yang dekat dengan sarana transportasi umum. Salah satunya di Kelurahan Cipulir yang dekat dengan Stasiun Kebayoran.
"Biasanya di daerah yang banyak rumah-rumah indekos, kemudian dekat transportasi umum yang biasa dipakai masyarakat, tapi tidak menutup kemungkinan di daerah lain, tersebar semuanya," kata Marullah.
Oleh karena itu, Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil DKI Jakarta pada hari ini menggelar operasi bina kependudukan (biduk) di RW 001 Kelurahan Cipulir.
Baca juga: Sandiaga Buka Peluang untuk Pendatang Gabung OK OCE
Sudin Dukcapil Jakarta Selatan memberikan penyuluhan kepada warga pendatang baru untuk mengurus identitas baru atau mengurus surat keterangan domisili sementara (SKDS) apabila tidak ingin ganti KTP.
Dalam operasi biduk ini, Sudin Dukcapil Jakarta Selatan membuka empat layanan, yakni pengurusan akta kelahiran, SKDS, perekaman e-KTP, dan distribusi e-KTP.