Baca juga : CSIS: Basis Massa Sama, Gatot dan Anies Tak Mampu Dongkrak Elektabilitas Prabowo
Ia memprediksi, apabila makin banyak infrastruktur yang selesai menjelang 2019 dan manfaatnya dirasakan masyarakat, maka elektabilitas Jokowi akan semakin meningkat.Â
"Apalagi ditambah dengan program pro rakyat yang digulirkan pemerintah," kata Sudarto.
Selain itu, Sudarto menilai, elektabilitas Prabowo mengalami penurunan karena berbagai komentar kontroversialnya di publik. Misalnya, pernyataan Prabowo yang menyebut Indonesian bisa bubar pada tahun 2030, yang ternyata hanya merujuk pada novel fiksi Ghost Fleet.Â
Selain itu, menurut dia, turunnya elektabilitas Prabowo ini karena mantan Danjen Kopassus itu tak kunjung mendeklarasikan diri sebagai capres.Â
Baca juga : Survei Polcomm Institute: Elektabilitas Jokowi Masih Lebih Tinggi dari Prabowo
Prabowo baru menyatakan kesiapannya menjadi capres dalam rakornas Gerindra 11 April lalu. Sementara, data survei diambil sebelum itu.
"Sebagai catatan, data survei ini kami ambil terakhir pada tanggal 6 April. Efek deklarasi Prabowo belum kami potret. Umumnya kalau sudah deklarasi suaranya naik," kata Sudarto.Â
Populasi survei ini adalah seluruh warga Indonesia yang memiliki hak pilih. Sampelnya sebanyak 1200 responden.Â
Margin of error Survei ini adalah plus minus 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Artinya, ada peluang angka survei meleset lebih besar atau kecil sampai 2,9 persen.
Sampel dipilih secara random dengan teknik Multisatge Random Sampling dan proporsional atas populasi provinsi dan gender. Sudarto menegaskan survei dibiayai secara mandiri.Â