Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Jika Saya Meninggal, Ibu Pasti Kembali dan Ayah Akan Bahagia"

22 Januari 2018   20:42 Diperbarui: 22 Januari 2018   20:49 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Zhang Jiaye (7), terbaring di ranjang rumah sakit dan dipeluk ayahnya.

BEIJING, KOMPAS.com - Sepucuk surat mengharukan ditulis seorang anak perempuan berusia tujuh tahun yang menderita leukemia untuk ayahnya amat menyentuh hati banyak orang.

Surat mengharukan ini membuat para netizen di China rela merogoh uang untuk mengumpulkan uang yang sejauh ini sudah mencapai 600.000 yuan atau sekitar Rp 1,2 miliar untuk biaya pengobatan anak itu.

Surat itu ditulis Zhang Jiaye yang berasal dari sebuah desa di dekat kota Jiamusi, provinsi Heilongjiang, wilayah timur laut China.

"Ayah, aku melihatmu menangis hari ini. Aku amat sedih. Aku tahu kau telah menghabiskan uang amat banyak untuk pengobatanku dan kau sudah kehabisan uang. Kini ibu juga pergi," ujar Zhang lewat suratnya.

Baca juga : Gadis Belia Idap Kanker Ingin Hidup Lebih Lama, Wasiat Jelang Ajalnya Mengharukan

"Ini semua karena aku. Jika saya meninggal, ibu pasti kembali dan ayah pasti akan kembali bahagia. Saya tak ingin diobati lagi. Bisakah kita pulang?" demikian isi surat itu.

Zhang Jiaye didiagnosa menderita leukemia pada Mei 2016 dan kini tengah menjalani pengobatan di rumah sakit setempat.

"Saat itu saya merasa langit runtuh menimpa saya," kata Zhang Mingliang, ayah anak perempuan tersebut.

Dalam satu tahun, Zhang Jiaye menjalani 18 jenis pengobatan dengan biaya mencapai 590.000 yuan atau lebih dari Rp 1 miliar. Alhasil, keluarganya kini terlilit utang.

Derita Zhang Jiaye dan ayahnya bertambah ketika sang ibu pergi meninggalkan mereka pada Juli tahun lalu dan tak pernah terdengar lagi kabarnya.

Meski demikian, sang ayah mengatakan, putri semata wayangnya itu tak pernah menyerah untuk melawan penyakitnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun