Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pengacara: Sejak Tahun 1999 Dokter Helmi Jadi Pasien Gangguan Jiwa

23 November 2017   17:00 Diperbarui: 23 November 2017   17:02 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ryan Helmi, tersangka pembunuhan istrinya, dokter Lety jalani rekonstruksi, Kamis (23/11/2017).

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengacara Ryan Helmi, Rihat Herijon Simanullang mengatakan, kliennya pernah menjadi pasien rumah sakit jiwa. Helmi, seorang dokter, merupakan tersangka pembunuh istrinya sendiri, Lety Sultri, yang juga seorang dokter.

 "Sejak tahun 1999 dokter Helmi ini memang menjadi pasien gangguan jiwa. Nanti kami akan menghadirkan (ke persidangan) Bu Maria Poluan, salah satu dokter senior RSPAD, bahwa betul-betul dokter Helmi pasiennya," kata Rihat di Mapolda Metro Jaya, Kamis (23/11/2017).

 Menurut Rihat, kelinnya itu rutin mengonsumsi obat penenang. Helmi, kata dia, nekat membunuh istrinya karena mengalami depresi berat.

Baca juga :Setelah Tembak Dokter Lety, Helmi Mengaku Stres dan Minta Maaf ke Ojek Online

 "Kita boleh melihat fakta bahwa hampir setiap minggu atau setiap hari dokter Helmi mengkonsumsi alganax (obat penenang). Itu artinya semua orang tahu dokter Helmi ini mengalami depresi yang luar biasa," ucap dia.

 Bagaimana Helmi bisa menjadi dokter meski mengidap gangguan kejiwaan? Rihat mengatakan, ia tak bisa menjelaskan hal itu.

 "Ini yang sedang kami dalami. Makanya tadi kami sampaikan sebenarnya apa saja yang menjadi fakta yang konkret dan bisa kita lihat itu di persidangan lebih lanjut," kata Rihat.

 Rihat mengaku kesulitan mengkorek informasi dari kliennya. Namun dia mendapat cukup keterangan dari pihak keluarga Helmi.

 "Kalau dari keterangan keluarga, Pak Helmi dari dulu memang ada sesuatu yang beda. Kalau kami katakan gangguan jiwa, kami juga tidak etis ya. Kita lihat nanti," ujar dia.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun