JAKARTA, KOMPAS.com - Akhir pekan lalu, ribuan mesin anjungan tunai mandiri (ATM) terindikasi terkena gangguan layanan. Gangguan ini disebabkan adanya gangguan (anomali) pada satelit Telkom-1 milik PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM).
Direktur Utama Telkom Alex Sinaga mengungkapkan satelit Telkom-1 yang sebelumnya mengalami gangguan, sudah tidak bisa digunakan kembali.
Sebelumnya, Telkom telah melakukan investigasi bersama produsen Telkom-1, Lockheed Martin. Didapatkan kabar bahwa satelit Telkom 1 sudah tidak dapat beroperasi lagi.
(Baca: Satelit Telkom 1 Tak Dapat Dioperasikan Lagi)
"Lockheed Martin merekomendasikan agar dilakukan proses shut down untuk Satelit Telkom 1," kata Alex.
Proses shut down dilakukan untuk menghindari adanya interferensi dengan satelit lain. Selain itu, satelit Telkom 1 terbilang sudah berusia tua.
Terakhir, muncul kabar satelit tersebut hancur berkeping-keping. (Baca: Menkominfo Santai Tanggapi Kabar Hancurnya Satelit Telkom 1)
Namun, pihak Telkom menyatakan, melalui Stasiun Pengendali Utama Satelit, Telkom 1 masih dapat menerima command dan mengirim sinyal telemetri satelit.
Berbagai gangguan yang dialami satelit Telkom tersebut tampaknya turut berpengaruh pada kinerja saham TLKM.
Terpantau sepanjang pekan ini, saham TLKM melemah. Pada penutupan perdagangan, Kamis (31/8/2017), saham TLKM diperdagangkan pada Rp 4.690 per saham.
Angka ini turun 50 poin atau 1,05 persen dibandingkan pada pembukaan yang berada pada level Rp 4.740