Harusnya Senang karena Dollar naik harga udang windu harusnya ikut terkatrol. Justeru sebaliknya, petambak makin panik.
Udang windu merupakan komoditi ekspor dan menjadi salah satu unggulan sektor perikanan di kabupaten Pinrang. Harganya pun menggiurkan bisa tembus sampai Rp.130.000/kg. Namun akhir-akhir ini harga jual udang windu di tingkat petambak tiba-tiba anjlok.
Meski dolar Amerika Serikat naik hingga di atas Rp 14.000, namun harga udang windu di dalam negeri khususnya di kabupaten Pinrang  tidak mengalami kenaikan bahkan justeru kebalikannya, harga udang anjlok. Kondisi tersebut membuat para petambak udang windu di kecamatan Lanrisang dan di Pinrang pada umumnya mengeluh.Â
"Harga udang windu khususnya udang ukuran kecil tiba-tiba anjlok dari Rp 90.000 per kilogram untuk ukuran (size) 50 ekor per kg menjadi Rp 48.000 per kg," Â kata Yunus, seorang petambak udang windu di Pokdakan Cempae Lanrisang, Senin (10/9).
Keluhan yang sama disampaikan oleh Syarifudin Zain, salah seorang petambak udang di dusun Sumpang Saddang Kelurahan Lanrisang. Ia mengeluhkan karena saat ini sebagian besar petambak di daerahnya sudah memasuki panen udang windu size kecil. Mengingat tambak udang di kawasan Sumpang Saddang ditunjang oleh air tawar yang bersumber dari aliran sungai Saddang."
Meski musim kemarau lahan tambak di Sumpang Saddang semakin bagus karena salinitas air laut tidak terlalu tinggi karena tercampur dengan air tawar dari sungai Saddang yang bermuara di Sumpang Saddang," ungkap Syarifuddin.Â
Namun disayangkan kata dia, karena PT Atina yang selama ini membeli udang windu size kecil tiba-tiba menghentikan pembeliannya. Kejadian seperti ini baru tahun ini ,biasanya penghentian pembelian pada bulan Desember jelang tahun baru," kata Syarif. Â Â
Untuk udang windu ukuran (size) besar tidak mengalami perubahan harga. Menurut H.Sudirman, petambak udang di Salopokko desa Waetuo, Lanrisang, harga udang windu size besar (25-30 ekor/kg) tetap normal Rp.120.000/kg. Meski demikian H.Sudirman tetap mengeluh karena dari puluhan hektare tambak udang windu yang ia kelola ada sekitar 150.000 ekor yang saat ini sudah memasuki size 70-150 ekor/kg.Â
"Sebenarnya sudah bisa panen tetapi tiba-tiba Atina hentikan sementara pemeliannya maka saya hanya pasrah semoga saja udang saya bisa selamat sampai size besar," ungkap H. Sudi.
Berbeda dengan Sukri, salah seorang anggota Pokdakan Cempae desa Waetuo yang mengaku tidak mengeluhkan anjloknya harga udang windu size kecil. Sukri yang memiliki petakan tambak seluas 1,20 hektare tidak pernah melakukan panen size kecil. Menurutnya jika panen udang yang masih kecil timbul rasa kasihan karena udang juga mahluk hidup yang  masih butuh perawatan sampai besar.Â