Mohon tunggu...
Kompak Tawwa
Kompak Tawwa Mohon Tunggu... Freelancer - Komunitas Kompasianer Makassar

Kompak Tawwa merupakan sebuah komunitas yang dibuat khusus untuk Kompasianer Makassar dan sekitarnya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memaknai Hari Bumi di Rumah Hijau Denassa

23 April 2017   07:07 Diperbarui: 23 April 2017   17:00 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memaknai Hari Bumi Ala Kompak Tawwa di RHD (dok. @KangBugi)

Tentang Hari Bumi, Rumah Hijau Denassa dan Kenangan Akan Kampung Halaman (Arif Rahman)

Bagi saya, makna hari bumi adalah untuk mengingatkan kembali terhadap apa yang telah saya lakukan terhadap bumi. Mengajak saya untuk menengok lebih jauh ke belakang, bahkan ke masa dimana saya masih tinggal di kampung halaman yang kala itu masuk kategori daerah terpencil. Tepatnya diketinggian 100 meter di atas permukaan laut. Disebuah desa bernama Kahianga (dulu Kayangan, sebelum saya lahir), pulau Tomia, Kepulauan Tukang Besi (sekarang : Kabupaten Wakatobi).

Kini, kenangan itu semakin nyata lagi saat pertama kali menginjakkan kaki di Rumah Hijau Denassa (RHD). Ya, RHD mengingatkanku akan suasana kampung halaman yang hijau, asri, adem, dan penuh dengan kedamaian. Bahkan semakin jauh ke dalam, semakin terasa seperti berada dikampung halaman dan lebih khusus lagi serasa dirumah sendiri. Dimana di bagian belakang terdapat rumah panggung, banyak pohon bambu, tanaman-tanaman lokal, burung-burung berkicauan, pohon langka, hewan dan masih banyak lagi.

Jujur, saya sangat bersyukur sekali dan berterima kasih kepada salah satu anggota Kompak Tawwa (Kak Abby Onety) karena telah merekomendasikan Rumah Hijau Denassa sebagai tempat merefleksikan diri dalam memperingati Hari Bumi. RHD benar-benar menghipnotis saya dan mengajarkan untuk berprilaku lebih ramah lagi terhadap lingkungan di setiap aktivitas sehari-sehari. Apa yang saya selalu lakukan selama ini masih kalah jauh bahkan tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan yang dilakukan oleh RHD. Begitu banyak kearifan lokal yang patut di tiru dari RHD. Di antaranya harus mengubah perilaku dan kebiasaan yang kadang tidak disadari malah mengancam kelestarian lingkungan serta keselamatan bumi. Tidak perlu menunggu melakukan hal besar untuk menyelamat bumi, memulai dari hal kecil pun akan berdampak besar di kemudian hari. Apalagi kalau semakin sering dilakukan.

Tidak ada kata terlambat untuk memulai. Seperti yang dikatakan oleh Denassa, mau hari ini kiamat, besok, atau kapan pun itu, menyelamatkan bumi adalah sesuatu yang wajib untuk dilakukan. Dengan kata lain, setidaknya ada usaha untuk memperbaiki kembali sedikit demi sedikit daripada hanya berdiam diri ditempat tanpa melakukan apa-apa. Bahkan tak perlu menunggu instruksi dari pemerintah setempat di mana anda berpijak dan melakukan aktivitas sehari-hari. Yang diperlukan hanyalah kesadaran dari diri sendiri dan kemauan untuk berubah serta ikut berpartisipasi dalam menjaga kelestarian lingkungan sekitar.

Saya yakin dan percaya, jika semua elemen masyarakat mau melakukan hal itu, maka secara otomatis dan pelan tapi pasti bumi tempat kita berpijak ini akan ikut terjaga pula kelestarian dan keselamatannya. Tak ada salahnya jika sifat egois dalam diri masing-masing dihilangkan secara perlahan-lahan demi menjaga kelestarian dan keselamatan bumi tempat kita berpijak. Bila perlu tanpa menunggu momen yang pas untuk melakukan perubahan tersebut.

Alangkah baik dan bijaknya, bila semua orang mau menjadikan setiap waktu yang di lalui setiap harinya sebagai bagian dari Hari Bumi. Banyak hal yang dapat kita lakukan tanpa harus menunggu momen yang di peringati sekali dalam setahun tersebut. Tak usahlah berpikir jauh-jauh untuk melakukan sesuatu yang besar dengan harapan untuk mendapatkan sebuah pujian bahkan mungkin karena ingin di kenal banyak orang.

Selamat berakhir pekan dan selamat Hari Bumi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun