Mohon tunggu...
Kompak Tawwa
Kompak Tawwa Mohon Tunggu... Freelancer - Komunitas Kompasianer Makassar

Kompak Tawwa merupakan sebuah komunitas yang dibuat khusus untuk Kompasianer Makassar dan sekitarnya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memaknai Hari Bumi di Rumah Hijau Denassa

23 April 2017   07:07 Diperbarui: 23 April 2017   17:00 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memaknai Hari Bumi Ala Kompak Tawwa di RHD (dok. @KangBugi)

Taglinekonservasi, edukasi, dan harmoni setidaknya mampu menggugah semangat orang-orang untuk lebih cinta dan menghargai bumi dan makhluk lainnya. Kegiatan konservasi di tempat ini setidaknya dilakukan pada tanaman lokal, endemik, dan langkah. Selain itu sisi historis dari setiap tanaman menjadi jembatan untuk mengedukasi orang-orang agar lebih mengetahui lebih dalam terkait tanaman tersebut. Selain itu yang lebih penting adalah harmonisasi antara makhluk hidup, sebagai manusia kita jangan terlalu maruk untuk tidak peduli kepada makhluk hidup lainnya. Setidaknya nilai yang bisa dipetik pada kegiatan hari ini adalah bagaimana cara kita sebagai manusia menjaga hubungan baik dengan makhluk lainnya yang ada di bumi.

Selamat hari bumi.

Makna Hari Bumi Menurut Kaca Mata Seorang Abby Onety

Rumah Hijau Denassa (RHD) adalah kawasan konservasi tanaman terutama tanaman langka  yang berdiri sejak 2007. Dengan semboyan Konservasi, Edukasi, dan Harmoni. Selain menyelamatkan tanaman RHD juga bertujuan untuk menyelamatkan budaya atau kultur khususnya Kabupaten Gowa. Salah satu bentuk melestarikan budaya lokal adalah terdapatnya tangga kayu sekaligus untuk tempat buku karena RHD juga nerupakan kampung literasi.  Selain tangga, ada juga lesung yang dulunya di pakai untuk memproses padi menjadi beras yang sekarang ini orang-orang menggunankan gilingan padi.

RHD yang telah dikunjungi oleh 49 negara ini juga mempunyai kelas komunitas yang awalnya hanya berjumlah 10 orang tetapi seiring berjalannya waktu, jumlah kelas komunitas sekarang ini sudah berjumlah 300 orang.  Interaksi, jujur, disiplin dan antri adalah budaya yang harus dikembangkan untuk di maknai oleh para komunitas.

Tidak ada alasan untuk tidak mencintai alam”, kalimat ini lahir setelah hari ini, di HARI BUMI INTERNASIONAL akhirnya saya dapat dua kata motivasi dari RHD bahwa tanaman itu bisa menyimpan MEMORI dan mempunyai JIWA.  Karena punya jiwa dan punya memori maka tanaman juga bisa menunjukkan protesnya sebagai bentuk interaksi dengan lingkungan setempat termasuk manusia dan hewan.  Salah satu bentuk protes tanaman  adalah menggugurkan daunnya lebih banyak jika kondisi lingkungan tidak sesuai dengan pertumbuhannya.

Seluruh kebutuhan hidup disiapkan oleh alam,  pemenuhan hidup sandang, pangan, dan papan adalah kontribusi dari alam. “masihkah kita tidak mencintai alam?”, mari bersama “menjaga lingkungan dan melestarikan tanaman”.  Untuk itu, tugas manusia adalah mengelola sumber daya alam, menjaga dan melestarikan agar tidak punah bukan malah mengeksploitasi alam.  Pemanfaatan alam secara berlebihan akan mengakibatkan kepunahan beberapa jenis tanaman yang mungkin anak cucu kita kelak hanya akan mengenal beberapa tumbuhan dalam bentuk sejarah saja, tidak lagi bisa melihatnya secara langsung. (menyedihkan bukan?)

Dalam konsep biologi, manusia, tumbuhan dan hewan merupakan suatu komponen mahluk hidup yang saling berinteraksi dan punya hubungan timbal balik dengan lingkungan.  Manusia sebagai konsumen tidak bisa hidup tanpa komponen lainnya dan sebaliknya.  Dari ketiga komponen mahluk hidup itu, manusia adalah komponen yang paling sempurna. Manusia diberikana akal dan pikiran. Oleh karena itu, manusia harus mampu menjaga dan melestarikan lingkungan. Masalahnya adalah “mampukah kita sebagai manusia mengemban amanah ini?”.

Makna HariBumiDalam Pandangan Fadli

Bumi adalah rumah bagi setiap makhluk yang bermukim di dalamnya. Manusia, hewan, dan tumbuhan. Oleh karenanya, menjaga lingkungan hidup merupakan kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan barang seharipun. Setiap hari ialah hari bumi. Kaitan erat ini bukan karena hubungan yang saling menguntungkan: memakan dan dimakan.

Tapi karena tumbuhan, adalah ibu bagi manusia dan hewan. Harmoni yang punya ceritanya masing-masing. Kau belum percaya? tanamlah sebuah pohon, maka kelak akan kau dapati manusia akan berkumpul mengambil manfaatnya. Hewan menjadikannya tempat tinggal. Hanya kita, manusia seluruhnya, yang bisa menjadikan bumi ini lestari. Mari menghargai bumi, kapanpun dan dimanapun berada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun